Piala Dunia 2030 Dikritik Tidak Ramah Lingkungan, Apa Penyebabnya?
Piala Dunia 2030 dikritik karena dinilai tidak ramah lingkungan. Pasalnya, Piala Dunia tahun tersebut diselenggarakan di tiga benua sehingga menambah emisi karbon dari perjalanan jarak jauh.
Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah mengumumkan bahwa Piala Dunia 2030 akan diselenggarakan di Maroko, Portugal, dan Spanyol. Sementara tiga pertandingan pertama akan diadakan di Argentina, Paraguay, dan Uruguay, yang jaraknya hampir 6.000 mil.
Dikutip dari Reuters, para aktivis lingkungan mengatakan bahwa FIFA melanggar janjinya untuk menjadikan Piala Dunia sebagai acara netral karbon.Mereka menilai, adanya turnamen itu nantinya akan menghasilkan emisi akibat perjalanan tambahan.
Apa Jawaban FIFA?
Menanggapi hal itu, FIFA menyampaikan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan dari Piala Dunia 2030 yang akan diselenggarakan di tiga benua.
FIFA menyoroti fakta bahwa hanya ada tiga pertandingan yang akan dimainkan di Amerika Selatan. Sementara sisanya sebanyak 101 pertandingan akan dimainkan di Maroko, Portugal dan Spanyol yang relatif berdekatan.
"FIFA akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak lingkungan dari Piala Dunia FIFA,” kata FIFA, tulis pernyataan FIFA dikutip dari situs resminya, Rabu (11/10).
Pada kesempatan itu, FIFA juga mengonfirmasi bahwa Uruguay, Argentina, dan Paraguay secara otomatis lolos ke turnamen tersebut menyusul Maroko, Portugal, dan Spanyol. Artinya, enam dari 48 tim telah dikonfirmasi.
“Maroko, Portugal, dan Spanyol sebagai tuan rumah turnamen, serta Uruguay, Argentina, dan Paraguay sebagai tuan rumah perayaan seratus tahun tersebut, akan lolos otomatis dari kuota alokasi slot konfederasi masing-masing,” kata FIFA.