Polusi Udara Jakarta Masih Buruk Meski Sudah Diguyur Hujan

Nadya Zahira
6 November 2023, 10:20
Foto udara kawasan pulau reklamasi tertutup polusi di Jakarta, Jumat (6/10/2023). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Jumat (6/10/2023), indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 133 atau masuk dalam kategori tidak sehat
ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/rwa.
Foto udara kawasan pulau reklamasi tertutup polusi di Jakarta, Jumat (6/10/2023). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Jumat (6/10/2023), indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 133 atau masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 48 mikrogram per meter kubik.

Polusi udara Provinsi DKI Jakarta masih buruk meskipun hujan sudah sudah membasahi ibu kota beberapa hari terakhir. Kualitas udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif pagi ini, Senin (6/11).

Situs pemantauan kualitas udara, IQAir, menunjukkan indeks kualitas udara mencapai 139. Kualitas udara Jakarta merupakan terburuk ketujuh dunia, dibawah Lahore, Pakistan; Delhi, India; Kolkata, India; Mumbai, India; Dhaka Bangladesh; dan Karachi Pakistan.

Data IQAir pada pukul 09.00 WIB menunjukkan konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 1,9 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. PM2.5 atau particulate matter 2.5 adalah partikel udara yang berdiameter lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer).

Partikel ini memiliki risiko kesehatan yang paling besar di antara pengukuran polusi udara lainnya. PM2.5 dapat bersumber dari asap kendaraan bermotor, hasil pembakaran pembangkit listrik, proses industri, asap pembakaran, asap rokok. PM2.5 juga dapat terbentuk dari reaksi kimia polutan di udara/atmosfer, di antaranya sulfur dioksida, nitrogen oksida, ammonia, black carbon, debu mineral, yang bereaksi dengan air dan materi organik lainnya.

Sedangkan cuaca di Jakarta pada Senin pagi ini cerah dengan suhu 31 derajat celcius, kelembapan 84%, kemudian gerak angin 11,2 kilometer per hour, dan tekanan sebesar 1012 milibar (mb).

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan, kualitas udara ibu kota masuk kategori sedang pada Minggu (5/11) pukul 15.00 WIB. Angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indeks standar pencemar udara (ISPU) berada pada angka 74. 

El Nino Berlanjut hingga Februari

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa El Nino masih akan berlanjut hingga Februari 2024. Terdapat enam sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino tersebut.

"BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia memprediksi El Nino terus bertahan pada level moderat hingga periode Desember 2023-Januari-Februari 2024, sementara IOD Positif akan terus bertahan hingga akhir tahun 2023," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11).

Dia mengingatkan dampak lanjutan dari kombinasi El Nino dan IOD positif yang menjadi pemicu kekeringan di Indonesia. Dampak lanjutan tersebut mempengaruhi sejumlah sektor, yaitu:

1. Pertanian

Dwikorita mengatakan, El Nino dapat mengurangi produksi tanaman pangan. Pengurangan produksi akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, dan kurangnya ketahanan jenis tanaman atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...