Jepang Terbitkan Obligasi Transisi Iklim Mulai Februari 2024
Kementerian Keuangan Jepang mengumumkan berencana menerbitkan obligasi transisi iklim dengan tenor dua tahun mulai Februari 2024.
Pemerintah Jepang pada akhirnya akan menawarkan obligasi transisi iklim dalam jangka waktu dua, lima, 10, dan 20 tahun dengan tingkat kupon tetap.
"Pengumuman akhir mengenai rinciannya akan dilakukan pada awal Desember," tulis pengumuman tersebut dikutip dari Reuters, Rabu (8/11),
Obligasi transisi telah menjadi alat pembiayaan khusus untuk membantu transisi industri berat menuju net-zero emission. Pasar ini akan segera mendapat dorongan besar dari pemerintah Jepang, yang sedang bersiap untuk menerbitkan obligasi transisi negara pertama di dunia.
Selama 10 tahun ke depan, pemerintah Jepang akan menerbitkan obligasi transisi senilai total 20 triliun yen atau U$ 133 miliar di pasar yang yang telah mengumpulkan US$ 7 miliar sejak 2020.
Jepang berharap bahwa apa yang disebutnya "obligasi GX" (obligasi transformasi hijau) akan mengkatalisasi belanja publik dan swasta senilai 150 triliun yen atau US$1 triliun untuk merealisasikan penerapan teknologi seperti jaringan pasokan hidrogen, penangkapan dan pemanfaatan karbon, bahan bakar sintetis, dan reaktor nuklir kecil.
Total emisi tersebut akan melebihi pasar utama obligasi korporasi dan ekuitas di Jepang, yang berjumlah 15 triliun yen per tahun.
“Kekuatan permintaan global terhadap obligasi ramah lingkungan dan transisi sedemikian rupa sehingga saya pikir kita akan melihat partisipasi internasional, karena mereka semua mencari tempat,” kata Sean Kidney, CEO Climate Bonds Initiative, seperti dikutip dari Nikkei, Rabu (8/11).
Menurut data Climate Bonds Initiative (CBI), pada semester I-2022 nilai penerbitan obligasi hijau (green bond) secara global mencapai US$211,1 miliar.
Nilai terbesarnya berasal dari sektor energi, yakni US$72,6 miliar atau 34,39% dari total penerbitan obligasi hijau global.