8 Poin Penting yang Disepakati dalam KTT Perubahan Iklim COP28

Tia Dwitiani Komalasari
4 Desember 2023, 08:49
COP28 UAE Logo
Katadata/Ezra Damara

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau yang biasa disebut COP28 akan memasuki hari ke-5 setelah pertama kali diselenggarakan pada 30 November 2023. Pertemuan yang akan diselenggarakan hingga 12 Desember ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan penting.

Presiden Joko Widodo(Jokowi) pun telah menghadiri pertemuan tersebut pada Jumat (1/12). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan Indonesia membutuhkan investasi lebih dari US$ 1 triliun atau sekitar hampir Rp 15.000 triliun untuk mewujudkan emisi nol bersih pada tahun 2060.

Jokowi menyampaikan Indonesia ingin bekerja keras mencapai emisi nol bersih di tahun 2060 atau lebih awal. Meski demikian, negara yang sedang berkembang tidak mampu mewujudkan emisi nol bersih sendiri.

Oleh karena itu, Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantropi, dan dukungan negara-negara sahabat. "Kami juga mempunyai platform pembiayaan inovatif yang kredibel, bursa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk dan obligasi hijau, pengelolaan dana lingkungan hidup dari result based payment," ujarnya.

Berikut delapan kesepakatan yang dihasilkan hingga hari ke-4 COP28:

1. Sebanyak 123 negara dukung deklarasi iklim dan kesehatan

 Kepresidenan COP28 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan 'Deklarasi Uni Emirat Arab tentang Iklim dan Kesehatan' untuk mempercepat tindakan guna melindungi kesehatan masyarakat dari dampak iklim yang terus meningkat.

Deklarasi ini diumumkan dan ditandatangani 123 negara pada Konferensi Tingkat Tinggi Aksi Iklim Dunia, di mana para pemimpin dunia berkumpul untuk memulai COP28.

Deklarasi ini juga menandai pengakuan pertama di dunia atas perlunya pemerintah melindungi masyarakat dan mempersiapkan sistem kesehatan untuk mengatasi dampak kesehatan yang berkaitan dengan iklim, seperti panas ekstrem, polusi udara, dan penyakit menular.

2. Sebanyak 116 negara janji tingkatkan kapasitas EBT

 Sebanyak 116 negara berjanji untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan pada 2030 sebagai cara untuk mengurangi porsi bahan bakar fosil dalam produksi energi dunia. Janji yang disebut sebagai Global Decarbonization Accelerator (GDA) ini merupakan salah satu dari sejumlah pengumuman COP28 yang bertujuan untuk mendekarbonisasi sektor energi.

Seperti diketahui, sektor energi merupakan sumber dari sekitar tiga perempat emisi gas rumah kaca global. Inisiatif-inisiatif ini juga mencakup pengembangan tenaga nuklir, pengurangan emisi metana, dan penghentian pendanaan swasta untuk tenaga batu bara.

"Inisiatif-inisiatif ini dapat dan akan membantu transisi dunia dari batu bara yang tidak berkelanjutan," kata Sultan Al-Jaber, Presiden KTT COP28 dari Uni Emirat Arab (UEA), seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/12).

3. Perusahaan pigas teken Piagam Dekarbonisasi Minyak dan Gas 

Sebanyak 50 perusahaan migas, yang mewakili lebih dari 40% produksi minyak global menandatangani Piagam Dekarbonisasi Minyak dan Gas di KTT Perubahan Iklim atau COP. Mereka berjanji untuk mencapai operasi net-zero emission pada 2050 dan emisi metana mendekati nol pada 2030

. Piagam ini juga berkomitmen untuk mengupayakan praktik terbaik industri dalam pengurangan emisi, serta meningkatkan transparansi, termasuk melalui pengukuran, pemantauan, dan pelaporan emisi mereka serta kemajuan dalam pengurangan emisi tersebut.

Perusahaan-perusahaan migas yang menandatangani piagam ini juga berjanji untuk berinvestasi dalam sistem energi masa depan, termasuk energi terbarukan, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi emisi negatif. 

Dari perusahaan-perusahaan yang menandatangani piagam ini, sebagian besar adalah perusahaan minyak milik negara atau dikendalikan oleh negara.

Ini termasuk Adnoc dan Snoc dari Uni Emirat Arab, Equinor dari Norwegia, Kazmunaigas dari Kazakhstan, dan NNPC dari Nigeria. Lalu, Pertamina dari Indonesia, Petrobras dari Brasil, Aramco dari Arab Saudi, dan Socar dari Azerbaijan. Sementara, beberapa perusahaan migas internasional yang menandatangani perjanjian ini pada COP28, antara lain BP, Eni, ExxonMobil, Lukoil, Mitsui, Occidental, Repsol, Shell dan TotalEnergies. 

4. OIKN luncurkan strategi net zero emission

Otoritas Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara resmi meluncurkan Strategi Net Zero Emission Nusantara di perhelatan KTT Iklim PBB COP28 di Dubai, pada Minggu (3/12). IKN Nusantara tidak hanya bertekad mencapai Net Zero Emission pada 2045 tetapi juga menjadi kota dengan emisi karbon negatif.

Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan dokumen Strategi Net Zero Emission Nusantara menandai tonggak penting dalam perjalanan ibu kota baru Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan. Dokumen ini menunjukkan komitmen Nusantara dalam upaya global untuk mempercepat aksi iklim.

"Sebagai ibu kota hutan lestari pertama di dunia, Nusantara tidak hanya akan menjadi kota hijau biasa, tetapi juga menjadi mercusuar harapan dan tindakan menuju masa depan yang berkelanjutan," ujar Bambang dalam pidatonya di Peluncuran Nusantara Net Zero Strategy 2045, di ADB Pavilion, Expo City Dubai, Uni Emirat Arab, pada Minggu (3/12).

5.  Bank pembangunan perkuat komitmen atasi krisis iklim 

Sepuluh bank pembangunan terkemuka di dunia menandatangani pernyataan bersama untuk memperdalam kolaborasi dalam mengatasi krisis iklim pada konferensi iklim PBB, COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab pada Minggu (3/12). Dalam sebuah pernyataan kelompok tersebut, termasuk Bank Dunia dan negara-negara lain di kawasan.

Sebagai informasi, 10 bank-bank pembangunan ini dilaporkan telah menyalurkan dana hingga US$ 61 miliar atau sekitar Rp 941 triliun untuk mengatasi krisis iklim. Namun jumlah tersebut dinilai hanya sebagian kecil dari jumlah yang dibutuhkan sesungguhnya. 

6. Pendanaan kesehatan iklim

Uni Emirat Arab (UEA) dan beberapa badan amal menawarkan pendanaan sebesar US$ 777 juta atau Rp 12 triliun untuk memberantas penyakit tropis terabaikan yang diperkirakan akan memburuk seiring dengan kenaikan suhu. Deklarasi tersebut dinyatakan saat Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Minggu (3/12).

"Faktor terkait iklim telah menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia di abad ke-21”, kata Presiden COP28 Sultan Ahmed Al-Jaber dikutip dari Reuters, Senin (4/12).

Deklarasi janji tersebut berfokus pada risiko kesehatan terkait iklim. Sejumlah pihak yang menawarkan pendanaan di antaranya UEA sebesar termasuk US$100 juta dan $100 juta lainnya dari Bill and Melinda Gates Foundation. Negara lain yang mengumumkan dana untuk masalah kesehatan terkait iklim adalah Belgia, Jerman, dan Badan Pembangunan Internasional AS.

7. Lebih dari 20 Negara Naikkan Kapasitas Nuklir

Lebih dari 20 negara, termasuk di antaranya Jepang dan Amerika Serikat (AS), berjanji untuk menaikkan kapasitas tenaga nuklir global hingga tiga kali lipat dari level 2020, pada 2050. Ini sebagai upaya untuk mencapai net zero emission.

Deklarasi ini juga meminta para pemegang saham lembaga-lembaga keuangan internasional untuk memasukkan energi nuklir dalam kebijakan pinjaman energi. Deklarasi tersebut dikeluarkan pada sesi ke-28 konferensi iklim PBB COP28, yang sedang berlangsung di Uni Emirat Arab, pada Sabtu (2/12).

Negara-negara pendukung deklarasi tersebut selain AS dan Jepang yaitu Bulgaria, Kanada, Republik Ceko, Finlandia, Prancis, Ghana, Hongaria, Korea Selatan, Moldova, Mongolia, Maroko, Belanda, Polandia, Rumania, Slovakia, Slovenia, Swedia, Ukraina, Uni Emirat Arab, dan Inggris.

8. PLN sepakati pensiun dini PLTU Cirebon

Pada Minggu (3/12), PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN, bersama dengan PT Cirebon Electric Power (CEP), dan Otoritas Investasi Indonesia (Indonesia Investment Authority/INA) menandatangani perjanjian kerangka kerja tidak mengikat.

Perjanjian yang ditandatangani saat berlangsungnya COP28 tersebut, isinya menyetujui syarat untuk mempersingkat pasokan listrik perjanjian pembelian PLTU Cirebon-1. Perjanjian ini juga berisi kesepakatan mengakhiri kewajiban pembangkit listrik menyediakan listrik pada Desember 2035, bukan Juli 2042.

Transaksi ini akan diselesaikan pada paruh pertama 2024. PLTU biasanya beroperasi selama 40 tahun atau lebih. Sejak Cirebon-1 dioperasikan pada tahun 2012, pensiun dini PLTU ini pada 2035 akan menghindari emisi gas rumah kaca selama lebih dari 15 tahun. Ini akan menghasilkan pengurangan emisi karbon dioksida yang signifikan. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...