Polusi Udara India Makin Parah, Tunda Penerbangan dan Kereta Api
Layanan penerbangan dan kereta api di ibu kota India, New Delhi, terganggu akibat lapisan kabut tebal yang mengandung polusi udara pada Selasa (26/12) waktu setempat. Lapisan kabut tebal tersebut mengurangi jarak pandang hingga hampir 50 meter di beberapa daerah.
Departemen Cuaca India memperingatkan dampak kabut sangat tebal yang mengandung partikel dan polutan lainnya tersebut. Polusi tersebut bisa berdampak pada kesehatan 20 juta penduduk New Delhi.
Indeks kualitas udara New Delhi mencapai 376 pada Selasa pagi, dinilai “sangat buruk”, menurut situs web Dewan Pengendalian Polusi Pusat. Level 0 hingga 50 dianggap baik.
Dikutip dari kantor berita India, ANI, setidaknya 30 penerbangan yang mendarat atau berangkat mengalami penundaan di New Delhi, termasuk rute internasional. Sekitar 14 kereta api yang melakukan perjalanan di sepanjang rute di India Utara juga terkena dampak serupa.
“Sementara pendaratan dan lepas landas terus berlanjut di Bandara Delhi, penerbangan yang tidak mematuhi CAT III mungkin akan terkena dampaknya,” kata bandara Internasional Indira Gandhi di platform media sosial X," dikutip Rabu (27/12).
CAT III adalah sistem navigasi yang memungkinkan pesawat mendarat meski jarak pandang rendah.
Maskapai penerbangan seperti SpiceJet India juga melalui media sosial memperingatkan penumpang bahwa keberangkatan dan kedatangan dari New Delhi mungkin terpengaruh karena cuaca buruk.
Global Alliance on Health and Pollution (GAHP) merilis daftar negara dengan angka kematian tertinggi akibat polusi sepanjang 2017. India dan Tiongkok menempati posisi paling atas, masing-masing sebesar 2,3 juta dan 1,9 juta jiwa. Sementara itu, Indonesia berada di posisi empat, dengan jumlah kematian 233 ribu jiwa setiap tahun.
Negara-negara yang menduduki peringkat teratas umumnya memiliki populasi yang tinggi dan tengah mengembangkan industrialisasi. Berdasarkan laporan yang sama, polusi dari industri termasuk kategori modern, yang menyebabkan polusi udara dan tanah.
Polusi juga bisa masuk dalam kategori tradisional, yang dekat kaitannya dengan kemiskinan. Misalnya, polusi udara akibat kurangnya ventilasi dan asap dari kompor masak, lalu polusi air karena sanitasi yang buruk.