AS Perketat Insentif Pajak Kendaraan Listrik, Hambat Bahan Baku Cina

Rena Laila Wuri
2 Januari 2024, 15:34
Yilei Sun Seorang pria memakai masker pelindung menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) berjalan melewati mobil Tesla Model 3 dan mobil sport Tesla Model X di sebuah ruang pameran Tesla baru di Shanghai, China, Jumat (8/5/2020). Foto diambil
ANTARA FOTO/REUTERS/Yilei Sun/hp/cf
Yilei Sun Seorang pria memakai masker pelindung menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) berjalan melewati mobil Tesla Model 3 dan mobil sport Tesla Model X di sebuah ruang pameran Tesla baru di Shanghai, China, Jumat (8/5/2020). Foto diambil tanggal 8 Mei 2020.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Amerika Serikat (AS) memberlakukan aturan baru mengenai tax credit atau insentif pajak kendaraan listrik (electric vehicles/ EV) mulai 1 Januari 2024. 

Aturan tersebut menyebabkan jumlah model kendaraan listrik yang berhak mendapatkan insentif pajak berkurang dari 43 menjadi 19.

Sejumlah kendaraan listrik yang kehilangan hak insentif pajak senilai US$ 7.500 atau sekitar Rp 116 juta  tersebut adalah Nissan Leaf, Tesla Cybertruck All-Wheel Drive, beberapa Tesla Model 3 dan Chevrolet Blazer EV, kata Departemen Keuangan AS.

Aturan pajak ini diberlakukan dalam Inflation Reduction Act yang disahkan Presiden Joe Biden. Departemen Keuangan AS mengatakan kebijakan ini diberlakukan untuk membatasi pasokan bahan baku kendaraan listrik AS dari Cina.

"Beberapa produsen belum menyerahkan informasi mengenai kendaraan yang memenuhi syarat, yang dapat menyebabkan perubahan dalam daftar tersebut," ucap Departemen Keuangan AS dikutip dari Reuters, Selasa (2/1).

Hingga hari ini, Tesla belum berkomentar terkait kebijakan kredit pajak kendaraan listrik terbaru. Namun, dalam situs resminya mengatakan Cybertruck kemungkinan akan memenuhi syarat untuk insentif pajak federal pada tahun ini.

Beberapa kendaraan kendaraan yang tidak termasuk dalam daftar kendaraan yang memenuhi syarat kredit pajak AS antara lain; Volkswagen ID.4, Tesla Model 3 Rear Wheel Drive, BMW X5 xDrive50e (BMWG.DE), Audi Q5 PHEV 55, Cadillac Lyriq dan Ford E-Transit.

Volkswagen mengatakan pihaknya tengah mengonfirmasi kelayakan insentif pajak untuk kendaraan listrik miliknya. “Kami optimis ID.4 MY2023 dan semua ID.4 MY2024 akan memenuhi syarat berdasarkan aturan baru,” kata Volkswagen, Senin (1/1).

Sementara itu, BMW juga belum berkomentar terkait kebijakan baru ini. Berbeda dengan BMW, Nissan saat ini tengah berupaya mendapatkan kembali kelayakan insentif pajak untuk Nissan Leaf.

"Kami bekerja sama dengan pemasok dalam upaya memenuhi perubahan persyaratan dan mendapatkan kembali kelayakan tax credit untuk Nissan Leaf di masa depan," terang Nissan.

Inflation Reduction Act atau Undang-undang Pengurangan Inflasi tahun 2022 mereformasi kredit pajak kendaraan listrik, yang mewajibkan kendaraan yang dirakit di Amerika Utara memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif. Hal ini, menghilangkan hampir 70% model yang memenuhi syarat pada saat itu.

Tesla mengungkapkan pada Desember 2023 lalu bahwa kendaraan Model 3 RWD dan Model 3 Long Range akan kehilangan kredit pajak federal mulai 1 Januari 2024. Namun demikian, Model 3 Performance tetap mendapatkan kredit pajak sebesar US$ 7,500.

Clean Technica mencatat, penjualan mobil listrik global sepanjang Oktober 2023 telah mencapai 1,29 juta unit, naik 33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Tesla Model Y masih kokoh di daftar mobil listrik terlaris di dunia per Oktober 2023 dengan penjualan sebanyak 78.250 unit.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...