Menko Luhut Bakal Pamerkan Kesuksesan Konservasi Air RI pada WWF ke-10
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, akan menunjukkan aksi-aksi konkrit dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia pada 10th World Water Forum (WWF) yang akan digelar di Bali, Mei 2024. Salah satunya upaya konservasi air dan rehabilitasi hutan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“KLHK telah melakukan konservasi air melalui rehabilitasi hutan dan penyediaan air untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Ini merupakan salah satu yang menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam aksi-aksi konkrit seperti ini,” kata Menko Luhut saat Rapat Koordinasi (Rakor) panitian penyelenggaraan 10th WWF 2024 di Bali, Jumat (12/1).
Dari data capaian kinerja Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Kementerian KLHK 2023 mencapai 179 ribu hektare dan khusus rehabilitasi mangrove mencapai 6.010 hektar baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan.
Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dyah Murtiningsih, dalam Refleksi Akhir Tahun 2023 KLHK mengatakan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dilaksanakan dengan pendekatan lanskap hulu–hilir pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dilaksanakan dengan pendekatan lanskap hulu–hilir DAS, berfokus pada tiga pilar utama: ekologi, ekonomi, dan sosial,” kata Dyah.
Hingga kini, KLHK terus melakukan upaya pemulihan daya dukung DAS melalui pemulihan lahan kritis yang membentang dari wilayah hulu sampai ke pesisir. Sebanyak 108 DAS menjadi prioritas untuk dilakukan pemulihan.
Disisi lain, Menko luhut juga akan meceritakan bagaimana Kementerian Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat (PUPR) telah sukses membangun 36 bendungan dari target 61 bendungan.
“Saya tekankan kembali bahwa event ini perlu diupayakan bersama sukses dalam penyelenggaraan, menghasilkan output yang menjadi legacy, dan concrete deliverables yang bermanfaat untuk Indonesia dan global. Namun juga jangan melupakan opening ceremony dan gala dinner yang indah dan berkesan untuk para Head of States dan para peserta,” ujarnya.
Luhut mengatakan, terdapat dua event penting dalam pelaksanaan 10th WWF 2024. Dua event tersebut adalah Pertemuan Kepala Negara Kerja Sama Hutan Tropis Indonesia-Brazil-Republik Demokratik Kongo (IBC), serta Peluncuran G20 Bali GBFA termasuk Sekretariat.
“Kalau bisa kita juga harus mengajak Kongo meninjau industry kita, bukan hanya WWF saja. Jadi biar mereka melihat perkembangan di Indonesia seperti apa," ujarnya.
Selain itu, Luhut juga mempersiapkan Sekretariat G29 Bali GBFA. "Kita harus belajar dari bagaimana kita membangun Sekretariat AIS Forum (Archipelagic and Island States Forum) mulai dari 0 sampai sesukses sekarang. Ini bagaimana kita harus menunjukkan bahwa Indonesia dan khususnya Bali memiliki budaya serta lingkungan yang bersih dan aman,” ujar Luhut.
Selain Menko Luhut, acara ini juga dihadiri dari beberapa perwakilan Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait. Misalnya saja Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury yang membahas mengenai update rundown kegiatan 10th WWF 2024, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang membahas rekayasa cuaca, Pj. Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya yang membahas kebersihan bali dengan salah satunya kerampungan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Suwung yang diharapkan rampung sebelum bulan Mei 2024.