Repsol Hadapi Gugatan Kedua di Peru Atas Tumpahan Minyak

Hari Widowati
16 Januari 2024, 08:16
Ilustrasi Repsol
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Raksasa energi Spanyol, Repsol, menghadapi gugatan class action dari 30.000 orang yang diduga menjadi korban di Peru akibat tumpahan minyak besar di tahun 2022.
Button AI Summarize

Raksasa energi Spanyol, Repsol, menghadapi gugatan class action dari 30.000 orang yang diduga menjadi korban di Peru akibat tumpahan minyak besar di tahun 2022. Gugatan class action tersebut meminta ganti rugi sebesar US$1 miliar.

Menurut laporan Reuters, tumpahan minyak Repsol dianggap sebagai salah satu bencana ekologi terburuk yang pernah terjadi di Peru. Lebih dari 10.000 barel minyak dibuang ke Samudra Pasifik dan pantai oleh kilang La Pampilla yang dimiliki oleh Repsol.

Menurut perhitungan Repsol, tumpahan minyak tersebut menodai sekitar 106 km garis pantai Pasifik tengah Peru. Tumpahan minyak itu juga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bisnis perikanan dan wisata lokal serta membunuh sejumlah burung dan kehidupan laut.

Perusahaan ini juga sedang menghadapi gugatan perdata senilai US$4,5 miliar yang diajukan di Peru.

Gugatanclass action yang baru ini dikelola oleh firma hukum yang berbasis di London, Pogust Goodhead, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gugatan tersebut diajukan di Den Haag, minggu lalu. Pernyataan tersebut tidak menyebutkan jumlah yang dituntut dan gugatan tersebut tidak dipublikasikan.

Anak perusahaan Repsol di Peru sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah menyelesaikan semua tugas pembersihan dan remediasi serta mengalokasikan sekitar US$270 juta sebagai kompensasi kepada para korban yang diidentifikasi oleh pemerintah Peru.

"Kami menganggap bahwa gugatan ini tidak memiliki dasar," kata Repsol dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (12/1), mengacu pada gugatan class action yang baru, seperti dikutip Reuters.

Menurut stasiun televisi lokal Canal N, belasan pengunjuk rasa mengunjungi daerah-daerah yang terkena dampak bencana, termasuk pantai Ancon di utara ibu kota Lima. Para pengunjuk rasa terlihat mengibarkan bendera dan spanduk Peru yang besar dan mengkritik Repsol.

"Ini adalah salah satu bencana lingkungan terburuk di Peru dan kami akan memperjuangkan keadilan bagi para korban," kata Tom Goodhead, CEO dan mitra pengelola global Pogust Goodhead, dalam sebuah pernyataan, pada Senin (15/1).

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...