Garuda Indonesia Beli Sertifikat Penurunan Emisi GRK di Bursa Karbon
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia resmi membeli Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) milik Pertamina Patra Niaga di Bursa Karbon Indonesia. Ini merupakan pembelian perdana sertikat pengurangan emisi yang dilaksanakan Garuda Indonesia.
Sertifikat Penurunan Emisi merupakan bagian dari mekanisme pengelolaan penurunan emisi dan terdokumentasikan dalam surat bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha yang telah melalui Pengukuran, Pelaporan, serta Verifikasi. Sertifikat ini tercatat dalam Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim dalam bentuk kode registrasi.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan pembelian sertifikat penurunan emisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian program “Carbon Neutral Flight” di Garuda Indonesia. Program tersebut merupakan wujud komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung langkah dekarbonisasi melalui konversi emisi karbon yang ditimbulkan pada operasional penerbangan.
Irfan mengatakan, nantinya Program Carbon Neutral Flight ini tidak hanya akan dilaksanakan melalui pembelian SPE di Bursa Karbon nasional.
"Kami juga akan membeli sertifikat penurunan emisi berskala global sesuai standar ICAO CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation)," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (30/1).
Irfan mengatakan, program ini merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-75 Garuda Indonesia. Selain itu, program tersebut juga merupakan wujud implementasi komitmen Perusahaan untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 yang telah diterapkan oleh Pemerintah.
"Melalui program Carbon Neutral Flight tersebut, Garuda Indonesia menerapkan perhitungan offset atas carbon footprint yang dihasilkan oleh penerbangan joy flight,” kata Irfan.
Sebelumnya, Garuda Indonesia melaksanakan penerbangan “joy flight” menggunakan armada B737-800 dengan nomor penerbangan GA006 melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk melintasi area Pelabuhan Ratu dan kemudian kembali ke Bandara Soekarno Hatta.
Ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-75 Garuda Indonesia dan apresiasi terhadap karyawan tenaga alih daya dengan kriteria tertentu. Tenaga alih daya tersebut diantaranya petugas security, cleaning service, serta office boy yang selama ini telah turut mendukung kegiatan bisnis Perusahaan.
Irfan mengatakan, Garuda Indonesia telah melaksanakan berbagai inisiatif untuk kurangi dekarbonisasi. Salah satu inisiatif tersebut adalah berkolaborasi bersama Pertamina untuk penerbangan komersial pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar bioavtur.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengungkapkan suatu kebanggan bagi Pertamina Patra Niaga dapat mendukung terlaksananya "Carbon Neutral Flight” di usia 75 tahun Garuda Indonesia. Kerjasama ini merupakan upaya kedua belah pihak dalam mendukung terwujudnya cita-cita nasional mencapai Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060.
Riva mengatakan, Pertamina Patra Niaga tidak hanya menjual avtur kepada mitra konsumen penerbangan, namun juga memiliki konsep B2B Pertamina One Solution PertaminaP atra Niaga menawarkan solusi untuk kebutuhan dekarbonisasi emisi dari bisnis konsumen.
"Hal ini sejalan dengan tujuan kami yaitu sebagai decarbonization journey partner, sebagai upaya mendukung terwujudnya Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060,” ungkap Riva.