BMKG: Perubahan Iklim Mengkhawatirkan, Tercepat Sepanjang Sejarah

Tia Dwitiani Komalasari
12 Februari 2024, 09:14
Warga menunjukkan ubur-ubur ungu atau ubur-ubur mahkota (Cephea cephea) yang terdampar di Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (17/2/2023). Puluhan ubur-ubur berdiameter antara 30cm sampai 50cm yang berhabitat di laut dalam sekitar Laut Pasifik dan A
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.
Warga menunjukkan ubur-ubur ungu atau ubur-ubur mahkota (Cephea cephea) yang terdampar di Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (17/2/2023). Puluhan ubur-ubur berdiameter antara 30cm sampai 50cm yang berhabitat di laut dalam sekitar Laut Pasifik dan Atlantik Timur dan juga ditemukan di pesisir Pantai Selatan Sydney Australia itu diduga terbawa angin kencang dan arus laut selain karena faktor perubahan iklim.
Button AI Summarize

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyebut dampak perubahan iklim yang melanda bumi semakin mengkhawatirkan. Hal tersebut, menurutnya, tidak hanya menjadi ancaman bagi Indonesia, namun juga bagi seluruh komunitas internasional.

"Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tidak berkelanjutan, telah mendorong perubahan iklim pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Dwikorita dikutip dari keterangan tertulis BMKG, Senin (12/2).

Dwikorita mengatakan, Perubahan iklim global bukanlah hoaks dan prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi. Karenanya, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele.

Menurut Dwikorita, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat Celcius di atas zaman pra industri.

Dia mengatakan, angka ini nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Pada 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

Dwikorita mengatakan, rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan. Hal itu merupakan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...