Perubahan Iklim dan Pemanasan Global Dorong Kenaikan Harga Pisang
Ekonom Senior di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Pascal Liu mengatakan harga pisang akan menjadi lebih mahal karena perubahan iklim. Dampak iklim menimbulkan ancaman besar terhadap pasokan dan memperparah penyebaran penyakit pada tanaman pisang.
Forum Pisang Dunia atau World Banana Forum menyelenggarakan pertemuan di Roma, Italia untuk membahas tantangan-tantangan tersebut.
Beberapa toko di Inggris baru-baru ini mengalami kekurangan pisang akibat badai laut. Pisang yang bergizi dan lezat merupakan buah yang paling banyak diekspor di dunia. Inggris mengimpor sekitar 5 miliar pisang setiap tahun. Sekitar 90% dari pisang impor itu dijual melalui supermarket-supermarket besar.
Pekan lalu, terjadi kelangkaan pisang di beberapa supermarket di Inggris. Menurut para peritel, kelangkaan pisang disebabkan oleh badai di laut, yang menunda pasokan. Harga 1 kilogram (kg) pisang di supermarket seperti Aldi dan Tesco sekitar 0,9 poundsterling (Rp 17.900).
"Sebagian besar konsumen tidak akan menyadarinya. Rantai pasokan berfluktuasi tetapi Inggris sebenarnya cukup baik dalam menyangga efek-efek seperti itu," ujar Profesor Dan Bebber dari University of Exeter, yang telah mempelajari upaya-upaya untuk membuat pisang lebih berkelanjutan, seperti dikutip BBC News, Rabu (13/3).
Menurutnya, pusat-pusat pematangan dapat mempercepat atau memperlambat laju pematangan pisang saat komoditas itu tiba. Hal ini membantu menahan fluktuasi pasokan di pasar.
Meskipun pasokan pisang dapat mengatasi peristiwa cuaca jangka pendek seperti ini, para ahli mengkhawatirkan meningkatnya ancaman dari suhu Bumi yang semakin memanas, dan penyakit yang menyebar sebagai akibatnya.
"Saya rasa perubahan iklim benar-benar merupakan ancaman besar bagi sektor pisang," ujar Liu dari World Banana Forum, sebuah kelompok di bawah naungan PBB yang menyatukan para pemangku kepentingan industri. Organisasi ini mencakup para peritel, negara produsen, eksportir, dan lembaga penelitian.
Selain cuaca buruk yang berdampak pada produksi, pisang juga sensitif terhadap kenaikan suhu yang dapat memusnahkan tanaman di beberapa lokasi. Mungkin ancaman langsung terbesar adalah fakta bahwa kenaikan suhu membantu penyebaran penyakit.
Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah Fusarium Wilt TR4, infeksi jamur, yang telah berpindah dari Australia dan Asia ke Afrika dan sekarang menyebar ke Amerika Selatan. Sekali sebuah perkebunan terinfeksi, jamur ini akan membunuh semua pohon pisang dan para ahli mengatakan bahwa jamur ini sangat sulit untuk dibasmi.
Jamur ini juga telah bermutasi dan mengancam Cavendish, varietas pisang favorit dunia. "Kita tahu bahwa spora dari Layu Fusarium ini sangat tahan, dan dapat menyebar melalui banjir maupun melalui angin kencang," kata Liu.
Fenomena ini akan menyebarkan penyakit lebih cepat dibandingkan dengan pola cuaca yang lebih normal. Para produsen juga menghadapi tekanan dari kenaikan biaya pupuk, energi dan transportasi, serta masalah dalam menemukan pekerja yang cukup.
Jika digabungkan dengan dampak perubahan iklim terhadap pasokan, harga-harga di Inggris dan di tempat lain kemungkinan akan naik - dan akan terus naik.
"Memang akan ada beberapa kenaikan harga. Jika tidak ada peningkatan pasokan yang besar, saya memproyeksikan harga pisang akan tetap relatif tinggi di tahun-tahun mendatang," ujar Liu. Di antara isu-isu yang akan dibahas oleh industri pisang pada pertemuan di Roma adalah pertanyaan kritis tentang keberlanjutan.