Kurangi Sampah Makanan, Bank DBS Luncurkan Kampanye Food Rescue

Rena Laila Wuri
19 Maret 2024, 11:04
Bank DBS meluncurkan kampanye ‘Food Rescue Warrior’ untuk menekan sampah makanan.
Dok. DBS Indonesia
Bank DBS meluncurkan kampanye ‘Food Rescue Warrior’ untuk menekan sampah makanan.
Button AI Summarize

Bank DBS meluncurkan kampanye ‘Food Rescue Warrior’ untuk menekan sampah makanan. Kampanye ini bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan surplus makanan yang menyebabkan sampah,

Menurut data oleh SIPSN KLHK tahun 2023, pusat perniagaan termasuk industri food and beverage (F&B) seperti hotel, restoran, dan kafe berkontribusi sekitar 17,8 persen pada sampah di Indonesia. Adapun sampah rumah tangga sebesar 38,8 persen dan pasar tradisional 20,6 persen. Hal ini menunjukkan perlunya penanganan sampah makanan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi para pelaku F&B.

“Sampah makanan adalah bom waktu bagi krisis iklim, dan di saat yang sama, banyak orang terancam kelaparan akibat perubahan iklim. Ini adalah dua sisi krisis yang harus kita atasi bersama untuk generasi masa depan.” kata Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika dalam keterangan pers dikutip, Selasa (19/3).

Mona mengatakan melalui program Food Rescue Warrior pihaknya mengajak para mitra dan masyarakat bahu-membahu memerangi masalah sampah makanan dan mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

Sebelumnya, Bank DBS Indonesia sempat meluncurkan kampanye #MakanTanpaSisa pada tahun 2020 untuk mendukung visi Towards Zero Food Waste. Kampanye ini telah menghasilkan dampak makanan (makanan yang berhasil diselamatkan dari Tempat Pembuangan Akhir/TPA) sebanyak 554,822 kilogram pada tahun 2023.

Sedangkan, untuk program Food Rescue Warrior bekerja sama dengan FoodCycle Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada penyelamatan makanan dan manajemen sampah makanan. Selain itu Bank DBS juga bekerja sama dengan Jangjo, sebuah startup yang juga menitikberatkan upayanya pada manajemen sampah makanan.

Founder & CEO Jangjo Indonesia, Joe Hansen mengatakan, dalam menghadapi isu sampah makanan memerlukan upaya kolektif dan ekosistem kemitraan yang baik.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...