Dorong Netralitas Karbon, Tokyo Gas Tingkatkan Penggunaan E-Metana

Rena Laila Wuri
22 Maret 2024, 18:05
Pemasok gas kota terbesar Jepang, Tokyo Gas, berkomitmen mempercepat pencapaian target netralitas karbon 50% pada 2040 dengan memanfaatkan e-metana hingga hidrogen.
World Bank
Pemasok gas kota terbesar Jepang, Tokyo Gas, berkomitmen mempercepat pencapaian target netralitas karbon 50% pada 2040 dengan memanfaatkan e-metana hingga hidrogen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemasok gas kota terbesar Jepang, Tokyo Gas, berkomitmen mempercepat pencapaian target netralitas karbon 50% pada 2040. Strategi Tokyo Gas untuk menurunkan emisi karbon adalah dengan menggunakan bahan bakar baru seperti e-metana, hidrogen, dan tenaga angin lepas pantai.

Tokyo Gas, berencana untuk memperluas penggunaan e-metana mulai tahun 2030. E-metana adalah gas sintetis yang diproduksi dari hidrogen hijau dan karbondioksida (CO2). Selain itu, Tokyo Gas juga berencana beralih untuk menggunakan hidrogen di pembangkit listrik termalnya.

Dilansir dari Reuters, pemerintah Jepang telah menyetujui rancangan amandemen undang-undang terkait pemasangan tenaga angin lepas pantai di zona ekonomi eksklusif pada bulan ini. Kebijakan ini menjadi sebuah tonggak sejarah menuju tujuan netralitas karbon di Jepang pada 2050.

Tak lama setelah persetujuan tersebut, sekelompok perusahaan Jepang termasuk Tokyo Gas mengumumkan pembentukan asosiasi. Asosiasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan ladang angin lepas pantai terapung, termasuk penciptaan bersama teknologi terkait.

Tahun lalu, Tokyo Gas juga telah meluncurkan dana khusus dengan Octopus Energy Inggris untuk menginvestasikan sebesar US$ 3,8 miliar atau setara dengan Rp 60 miliar (kurs Rp 15.799 per dolar AS) untuk proyek angin lepas pantai pada 2030.

Jepang Paling Agresif Manfaatkan Hidrogen

Pada Juni 2023, Jepang merevisi strategi hidrogen nasionalnya yang bertujuan mencapai 'masyarakat hidrogen' yang netral karbon. Ironisnya, memenuhi strategi ini dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca global karena sebagian besar rantai pasokan global yang dibuat pemerintah Jepang untuk mengimpor hidrogen bergantung pada bahan bakar fosil.

Pada Desember 2017, Jepang menjadi negara pertama yang merumuskan strategi hidrogen nasional. Sejak saat itu, lebih dari 40 negara telah mengikutinya, mendorong Jepang untuk merevisi strateginya.

Strategi Tokyo yang telah diperbarui menetapkan target yang tinggi. Pemerintah akan menghabiskan 15 triliun yen selama 15 tahun dengan tujuan menggunakan 3 juta ton hidrogen setiap tahun pada tahun 2030, 12 juta ton pada tahun 2040, dan 20 juta ton pada tahun 2050. Hidrogen ini akan digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk pembangkit listrik, mobilitas, sel bahan bakar perumahan dan komersial, pemanas industri dan bahan kimia.

Untuk mencapai target-target ini, pemerintah mengandalkan sejumlah inovasi teknologi yang prospek dan kelayakannya masih belum pasti. Dari sekian banyak negara yang memiliki strategi hidrogen, hanya sedikit yang telah menetapkan target yang tepat. Di antara mereka, Jepang bisa dibilang yang paling ambisius. 

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...