Suhu Udara Maret di Hong Kong Cetak Rekor Tertinggi dalam 140 Tahun
Suhu udara Hong Kong mencapai 31,5 derajat Celsius, pada Minggu (24/3). Ini merupakan suhu udara tertinggi kota tersebut yang pernah tercatat di bulan Maret sejak pencatatan dimulai pada tahun 1884.
Suhu melonjak hingga di atas 32 derajat Celsius di wilayah utara dekat kota Shenzhen di China.
Observatorium setempat menyatakan cuaca masih akan panas hari ini pada Senin (25/2). Hal itu di bawah pengaruh aliran udara selatan dan banyak sinar matahari.
Suhu maksimum akan berkisar 31 derajat Celsius di area-area perkotaan, dan akan menjadi "sangat" panas dengan beberapa derajat lebih tinggi di beberapa daerah di New Territories.
"Cuaca panas dapat menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan. Masyarakat harus tetap waspada dan minum air lebih banyak," kata pihak observatorium dikutip dari Antara, Senin (25/3).
Hong Kong mengalami rekor musim panas terpanas pada 2023 dengan suhu udara rata-rata mencapai 29,7 derajat Celsius antara Juni hingga Agustus.
Suhu sepanjang 12 bulan pada 2023 di Hong Kong lebih hangat daripada biasanya.
Suhu Naik Lebih Cepat
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Dwikorita Karnawati, mengatakan perubahan iklim telah mendekati batas yang disepakati bersama pada Perjanjian Paris COP21 pada 12 Desember 2015.
Saat itu, seluruh dunia bersepakat harus membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 °C pada 2030. Namun faktanya, saat ini kenaikan suhu melaju lebih cepat dan sudah mencapai kenaikan 1,45°C di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.
Dwikorita mengungkapkan, dalam mengatasi laju perubahan iklim terdapat dua aksi yang dapat dilakukan yaitu mitigasi dan adaptasi.
Mitigasi berarti setiap pihak harus mengurangi penyebab daripada pemasanan global dan perubahan iklim. Sementara adaptasi ialah proses penyesuaian terhadap dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim.
"Jadi aksi iklim harus berorientasi mengintegrasikan antara tindakan mitigasi dan tindakan adaptasi," ujarnya.