1% Orang Terkaya RI Hasilkan Karbon 14 Kali Lebih Besar dari Rata-rata

Amelia Yesidora
3 April 2024, 14:31
Badan Pajak dan Restribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta bekerja sama dengan Samsat Jakarta Utara dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penindakan terhadap 11 mobil mewah yang menunggak pembayaran pajak.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Badan Pajak dan Restribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta bekerja sama dengan Samsat Jakarta Utara dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penindakan terhadap 11 mobil mewah yang menunggak pembayaran pajak.
Button AI Summarize

Kajian Celios dan Greenpeace menemukan Indonesia tidak hanya memiliki ketimpangan pendapatan, namun juga ketimpangan karbon. Kelompok 1% orang terkaya tanah air bisa menghasilkan emisi karbon hingga 42,2 ton CO2 per kapita, sekitar 14 kali lipat dari rata-rata emisi karbon seluruh populasi.

“Ketimpangan juga terjadi pada jejak karbon, yang mana kelompok 10% dan 1% terkaya menghasilkan karbon lebih besar dibanding seluruh populasi,” kata laporan Greenpeace dan Celios yang berjudul "Dampak Transisi Ekonomi Hijau terhadap Perekonomian, Pemerataan, dan Kesejahteraan Indonesia" dikutip Rabu (3/4).

 Merujuk data World Inequality Report 2022, rata-rata jejak karbon Indonesia adalah 3,3 ton CO2 per kapita. Kelompok 50% termiskin menghasilkan 1,4 ton CO2 per kapita, di bawah rata-rata populasi dan jauh berjarak dengan emisi orang terkaya.

Kelompok 10% orang terkaya Indonesia menghasilkan 11,8 ton CO2 per kapita atau lebih besar 3,5 kali lipat dari rata-rata. Kelompok 1% orang terkaya menghasilkan 42,4 ton CO2 per kapita.

Laporan tersebut menjelaskan hal ini bisa terjadi lantaran ada ketimpangan yang juga terjadi di penguasaan energi fosil dunia. Mereka menghitung 90% sumber energi fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas, dikuasai 12 negara. Energi terbarukan lebih merata, karena 58 negara menguasai 70% sumber daya.

“Ketergantungan energi fosil akibat konsentrasi penguasaannya yang timpang berpotensi membuat harganya tidak stabil ketika terjadi konflik global yang melibatkan negara produsen,” kata laporan itu.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...