Belajar ke Denmark, Pandawara Group Bangun Pemulihan Limbah di Bandung
Nama Pandawara Group tidak asing bagi sejumlah pengguna media sosial. Grup ini beranggotakan lima orang pemuda, yaitu Ikhsan, Gilang, Rifqi, Rafly dan Agung yang gemar mengajak masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan mengelola sampah.
Belum genap dua tahun, aksi yang dilakukan Pandawara Group telah membantu membersihkan 1.200 ton sampah di 221 titik lokasi yang tersebar di Indonesia. Kelompok anak muda ini telah menginspirasi anak muda khususnya pengguna media sosial untuk ikut menjaga kebersihan lingkungannya.
Aksi yang dilakukan Pandawara Group ternyata mulai dikenal banyak orang setelah diunggah di TikTok. Mereka pertama kali mengunggah gerakannya pada Agustus 2022 melalui akun TikTok @pandawaragroup.
Konten pertama mereka menampilkan behind the scene dari proses pembersihan selokan yang tampak dipenuhi sampah hingga airnya tercemar berwarna hitam. Unggahan konten tersebut ternyata sukses menarik perhatian dan apresiasi warganet.
Semakin lama, unggahan TikTok mereka pun semakin banyak seiring dengan bertambahnya aksi yang dilakukan. Mereka bahkan telah memiliki 8,4 juta follower di TikTok.
Diundang ke Denmark
Apresiasi tersebut tidak hanya didapatkan dari warganet, Pandawara Group mendapatkan bahkan diundang oleh Kedutaan Denmark untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah di negara tersebut beberapa waktu lalu. Pandawara Group diundang langsung oleh Kedutaan Denmark di Indonesia melalui kerjasama antara Pemerintah Denmark dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Denmark diketahui merupakan salah satu negara yang fokus ke penanganan sampah dan pemulihan lingkungan. Mereka mengolah sampah sedemikian rupa hingga menjadi sebuah energi terbarukan di pusat pembangkit Copenhill.
Salah satu anggota Pandawara Group, Rafly, mengatakan mereka belajar tentang ekonomi sirkular di Copenhagen, Denmark. Pada kesempatan tersebut, Pandawara Group melihat secara langsung cara pengelolaan sampah di sana hingga memiliki nilai ekonomi.
“Gimana caranya si sampah itu bisa diolah lagi dan bisa menjadi ekonomi, roda ekonomi gitu di sana,” kata Rafly saat bincang-bincang secara daring yang diselenggarakan Tiktok Indonesia, Jumat (19/4).
Pandawara Group Bakal Bangun MRF
Rafly mengatakan, mereka ingin menerapkan segala ilmu yang di dapatkan di Denmark ke Indonesia. Salah satunya dengan membangun Material Recovery Facility (MRF) atau fasilitas pemulihan bahan limbah padat non B3.
MRF merupakan fasilitas yang menggabungkan beberapa teknik pengolahan sampah, seperti proses pemisahan, komposting, ataupun daur ulang.
Rafly menceritakan saat ini rekannya Ikhsan dan Rifqi sedang belajar terkait pengembangan MRF di Cilacap. Ia menyebut MRF pertama yang dibangun Pandawara Group rencananya bakal rampung akhir tahun ini.
Bandung, menjadi kota pertama dan pilot project proyek MRF. Rafly berharap jika berhasil di Bandung, Pandawara Group akan membangun MRF di kota-kota lain di Indonesia.
“Untuk skala kecil dulu kita mulai. Dari skala, kita akan mengelola 10 ton per hari lah mungkin mudah-mudahan,” kata Rafly.