Sinergia Animal: Bank di Indonesia Minim Komitmen Sejahterakan Hewan
Sinergia Animal, organisasi perlindungan hewan internasional, baru-baru ini merilis laporan yang memberikan analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia. Laporan tersebut mengungkap kurangnya komitmen sektor keuangan terhadap kesejahteraan hewan dan sistem pangan yang berkelanjutan.
Dalam laporan berjudul Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems menujukkan 53% bank di seluruh dunia tidak memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan atau dalam mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati. Tingkat kepatuhan rata-rata di bidang-bidang tersebut hanyalah 10%.
Manajer Program Animal Welfare and Finance Sinergia Animal, Merel van der Mark, mengatakan saat ini terdapat kemajuan karena 11 bank telah memperbaiki kebijakan mereka sejak 2023. Namun, lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs dan ICBC mengalami kemunduran dalam komitmen mereka dari tahun sebelumnya.
Ia mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti krisis iklim yang sedang berlangsung. Selain itu, dunia juga menghadapi risiko kesehatan masyarakat, dan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor.
"Laporan tersebut menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian non-medis dan medis, serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur," kata van der Mark dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/4).
Dalam laporan itu, terdapat bank-bank yang dievaluasi antara lain Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia. Semua bank BUMN tersebut mendapatkan poin nol.
Sementara itu, bank-bank internasional seperti Triodos, de Volksbank, Australian Ethical, Rabobank, dan ABN Amro tetap menjadi lima bank teratas yang dinilai memiliki praktik sistem pangan berkelanjutan dan kesejahteraan hewan terbaik. Lima bank tersebut dinilai memiliki praktik sistem pangan berkelanjutan dan kesejahteraan hewan terbaik.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih tertinggal dalam mendukung seruan global terhadap peningkatan perlindungan hewan dan transformasi sistem pangan. Hal itu sesuai dengan yang disuarakan dalam pernyataan internasional baru-baru ini.
Contohnya, Majelis PBB mendesak ambisi yang lebih besar untuk memperkuat kesejahteraan dan kesehatan hewan sebagai kontributor signifikan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Kerangka kerja sama PBB tentang perubahan iklim (COP28) mengeluarkan deklarasi untuk memprioritaskan ketahanan sistem pangan serta aksi iklim.
Selain itu, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga telah memperbarui pedomannya untuk memasukkan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan.
WHO juga ikut menyerukan agar hewan menjadi lebih sehat, terdiversifikasi serta makan berbasis nabati yang lebih banyak. Menurut Mark, bank mempunyai kekuatan dan tanggung jawab untuk mewujudkan masa depan di mana kesejahteraan hewan, aksi iklim, dan kesehatan manusia terintegrasi ke dalam inti praktik ekonomi.
“Laporan ini merupakan seruan bagi sektor keuangan untuk memprioritaskan keberlanjutan jangka panjang dibandingkan keuntungan jangka pendek, memprioritaskan kesejahteraan hewan, dan membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan," ujar dia.