Cegah Greenwashing, AS Bakal Perketat Standar Pasar Karbon

Rena Laila Wuri
22 April 2024, 11:16
Kolaborasi riset teknologi nol karbon
123RF.com/pitinan
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Amerika Serikat akan segera meluncurkan standar pasar karbon yang lebih ketat untuk mendorong integritas yang lebih besar. Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah perusahaan melakukan greenwashing. 

Dikutip dari Greennetwork.id, Greenwashing adalah strategi pemasaran atau komunikasi untuk membuat sesuatu tampak berkelanjutan (sustainable) namun nyatanya tidak. Umumnya, orang-orang mengklaim produk, layanan, atau program mereka berkelanjutan.

Penasihat iklim, John Podesta mengatakan bahwa standar Pasar Karbon ini akan mengurangi emisi yang signifikan dan permanen. Penghitungan emisi ini dilakukan di tingkat sektoral.

Podesta mengatakan, standar tersebut juga akan memperjelas bahwa perusahaan yang menggunakan kredit karbon tidak boleh menggantikan atau menunda upaya-upaya untuk berinvestasi secara langsung dalam mengurangi emisi mereka.

"Inisiatif ini menandai dukungan kredit karbon tingkat tinggi di tengah meningkatnya minat dalam Pasar Karbon. Hal ini untuk mendorong keuangan sektor swasta yang akan bertransisi menuju tenaga terbarukan dan proyek pemotongan emisi di negara-negara berkembang," kata Podesta dikutip dari Bloomberg, Senin (22/4)..

Menurut Podesta pasar karbon dapat membantu memberikan keuangan yang dibutuhkan negara-negara berkembang untuk membantu memimpin transisi energi bersih dan melindungi hutan. 

Hal senada juga disampaikan Mantan Menteri Luar Negeri John Kerry. Kerry berpendapat bahwa upaya tersebut sangat penting untuk mendongkrak keuangan sektor swasta dalam melawan perubahan iklim. 

Menurutnya, pasar karbon membutuhkan integritas tinggi untuk mendorong ambisi dan aksi iklim

“Jika kita tidak memobilisasi sektor swasta, kita tidak memenangkan pertempuran ini," kata Kerry.

Di sisi lain, para kritikus memperingatkan sulit untuk menilai dampak nyata dari kredit karbon. Menurut mereka panduan yang dikembangkan oleh Departemen Luar Negeri AS senada dengan upaya serupa yang dikembangkan oleh Inggris dan Uni Eropa.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...