Singapura Pimpin Indeks Ekonomi Hijau di ASEAN, Bagaimana dengan RI?

Rena Laila Wuri
25 April 2024, 12:58
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024). Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total ka
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024). Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Singapura menempati peringkat pertama dari dalam daftar Indeks Ekonomi Hijau Asia Tenggara 2024. Sementara, Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Malaysia.

Data ini diungkap sebuah studi yang dirilis oleh konsultan Bain & Company dan investor negara Singapura Temasek. Indeks Ekonomi Hijau Asia Tenggara 2024 mengkaji lima indikator, di antaranya ambisi dengan bobot 20 persen, kemajuan berbobot 25 persen, peta jalan dengan bobot 20 persen, akselerator berbobot 25 persen, dan investasi dengan bobot 10 persen.

Dalam Indeks tersebut, Indonesia secara keseluruhan memperoleh skor 41 dari skala 100. Peringkat pertama dan kedua masing-masing adalah Singapura dengan skor 55 dan Malaysia dengan skor 43. 

Untuk Indonesia, indikator progres mendapatkan skor tertinggi yaitu 64. Peringkat selanjutnya adalah indikator ambisi dan peta jalan dengan skor masing-masing 43 dan 27. Dalam laporan tersebut menujukkan tinjauan progres Indonesia terkait ekonomi hijau.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia memiliki dokumen Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC). Dalam dokumen tersebut, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon untuk menjaga kenaikan suhu global dengan target 32% pada 2030.

Dalam konteks transisi energi, Indonesia menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pada 2030 sebesar 34%, saat ini masih pada angka 18% (2021). Pemerintah Indonesia juga mempercepat adopsi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dengan target 20% pada 2025, di mana pada 2022 masih pada angka 1%.

Dalam aksi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Indonesia mengalami penurunan karena COVID-19 dan La Niña

Indonesia juga mengalami peningkatan 28% dalam investasi hijau swasta pada 2023, diibandingkan dengan 2022. Investasi hijau swasta yang tercatat pada 2023 sebesar US$ 1.594 juta setara Rp 25 triliun (Kurs Rp 16.231 per dollar AS).

Berikut peringkat 10 negara dalam Indeks Ekonomi Hijau Asia Tenggara 2024:

  1. Singapura: 55 
  2. Malaysia: 43 
  3. Indonesia: 41
  4. Thailand: 39
  5. Filipina: 39
  6. Kamboja: 38
  7. Vietnam: 38
  8. Laos: 30
  9. Myanmar: 27
  10. Brunei Darussalam: 8

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...