Gelombang Panas Landa Negara-negara ASEAN hingga 52 Derajat Celsius

Tia Dwitiani Komalasari
29 April 2024, 09:56
Warga menghalau sinar matahari dengan pakaiannya saat melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kur
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga menghalau sinar matahari dengan pakaiannya saat melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius, dikarenakan matahari berada dekat dengan jalur khatulistiwa.
Button AI Summarize

Gelombang panas melanda negara-negara Asia, termasuk Asia Tenggara. Suhu di Thailand bahkan mencapai 52 derajat celsius.

Sementara berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang panas di Indonesia masih berada di bawah 40 derajat celsius. Tertinggi yaitu pada 21 April, tercatat suhu di i Medan, Sumatra utara mencapai 37,0 derajat celsius dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37,8 derajat celsius.

Selain itu, suhu tertinggi juga tercatat di Palu, Sulawesi Tenggara yang mencapai 36.8 derajat celsius pada 23 April di Palu.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan  hal tersebut terjadi karena posisi semu matahari pada April berada dekat sekitar khatulistiwa. Ini menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.

Namun demikian, dia mengatakan, Fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda.

"Fenomena panas di Indonesia hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun," ujarnya dikutip Senin (29/4).

Potensi Bencana

Di sisi lain, BMKG juga memonitor masih terjadinya hujan intensitas sangat lebat hingga ekstrem sejak  22 April 2024 di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain di Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Tanjung Perak Surabaya (Jawa Timur).

Kondisi tersebut turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah. Berdasarkan informasi perkembangan musim BMKG, diketahui bahwa sekitar 63% wilayah Zona Musim diprediksi mengalami Awal Musim Kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Saat ini beberapa wilayah masih cukup basah dan terjadi hujan.

Guswanto mengungkapkan bahwa BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan dalam sepekan ke depan. Potensi hujan yang besar tersebut terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan Sebagian besar Papua.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...