Luhut Dorong Prabowo Prioritaskan Beli Kapal Riset

Rena Laila Wuri
Oleh Rena Laila Wuri - Antara
15 Mei 2024, 15:01
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau laboratorium yang ada di dalam kapal canggih OceanXplorer, di Singapura, Rabu (24/4).
Katadata/Metta Dharmasaputra
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau laboratorium yang ada di dalam kapal canggih OceanXplorer, di Singapura, Rabu (24/4).
Button AI Summarize

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memberi masukan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk membeli kapal riset dengan alat canggih. Kapal riset tersebut sangat bermanfaat untuk memetakan kekayaan laut dalam hingga potensi bencana.

“Saya akan dorong kepada Pak Prabowo biar ini juga menjadi prioritas,” kata Luhut di sela konferensi pers terkait ekspedisi bersama Indonesia-OceanX, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (15/5).

Menurut dia, Pemerintah Indonesia memiliki anggaran untuk membeli kapal eksplorasi untuk riset dengan alat canggih tersebut. Adapun salah satu kapal canggih untuk penelitian itu yakni OceanXplorer, milik lembaga non profit eksplorasi kelautan OceanX dengan harga yang diperkirakan mencapai Rp 3,5 triliun.

Luhut mengatakan, kapal riset yang dimiliki Indonesia tidak perlu mewah, namun harus dilengkapi peralatan canggih. Indonesia harus memiliki kapal tersebut karena memiliki luas laut yang besar.

“Indonesia harus lebih agresif, tidak bisa harus menunggu, masa negara sebesar kita ini tidak punya kapal untuk penelitian,” ujarnya.

Dia mengatakan, Indonesia perlu bekerja sama dengan instansi lain baik dalam dan luar negeri perlu dilakukan untuk memetakan kekayaan alam hingga ke laut dalam. Jelajah laut dalam itu juga diperlukan untuk memetakan potensi bencana yang berpusat di dasar laut.

Luhut memaparkan lebih dari 70 persen wilayah Indonesia adalah laut dengan garis pantai mencapai lebih dari 108 ribu kilometer dan 17.504 pulau. Kekayaan laut Indonesia itu pun menyimpan keanekaragaman hayati, perikanan, karbon biru, energi baru terbarukan hingga wilayah laut Indonesia menjadi salah satu jalur perdagangan dunia.

Meski begitu, kata dia lagi, baru sekitar 19 persen perairan Indonesia yang sudah dipetakan dan kurang dieksplorasi khususnya laut dalam. Di wilayah Indonesia memiliki titik perairan dalam di antaranya Palung Jawa dengan kedalaman diperkirakan mencapai 7.180 meter, Laut Banda mencapai 7.440 meter hingga Laut Sulawesi mencapai 6.200 meter.

Spesifikasi Kapal OceanXplorer

Adapun  OceanXplorer adalah kapal eksplorasi, penelitian, dan media paling canggih yang pernah dibangun. Kapal tersebut mampu menjelajahi tempat-tempat yang paling tidak terjangkau di Bumi, penelitian dan kemampuan teknologi OceanXplorer yang belum pernah terjadi sebelumnya.

OceanXplorer dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk mensurvei beragam lingkungan laut, termasuk habitat laut dalam, dangkal, dan pesisir. Ini termasuk:

  1. Dua kapal selam berawak untuk menyelam hingga 1.000 meter;
  2. Kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (remote operated vehicle, ROV) untuk menyelam hingga 6.000 meter;
  3. Laboratorium penelitian mutakhir;
  4. Kemampuan pengurutan DNA generasi berikutnya;
  5. Kemampuan pemetaan akustik penuh;
  6. Analisis konduktivitas, suhu dan kedalaman.

Wakil Presiden Senior dan Ketua Eksekutif Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, mengatakan para ilmuwan Indonesia akan bergabung dalam ekspedisi dengan kapal OceanXplorer yang canggih untuk meneliti kekayaan ekosistem laut Indonesia. Kolaborasi ini akan memajukan pengetahuan ilmiah, mendukung penciptaan kawasan perlindungan laut yang berkelanjutan, dan mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

“Upaya kami akan berkontribusi terhadap MPA Vision 30x45 Indonesia, yang bertujuan untuk melindungi 30% wilayah laut pada tahun 2045, dan mendorong perikanan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir,” kata Meizani.

OceanX berencana untuk melaksanakan berbagai proyek di seluruh Asia Tenggara selama beberapa tahun. Saat ini, mereka sedang aktif berdiskusi dan berkolaborasi dengan pemerintah di seluruh kawasan, termasuk Malaysia, Filipina, dan negara lain, untuk mengatur ekspedisi.

Reporter: Rena Laila Wuri, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...