Atasi Persoalan Air di WWF ke-10, Indonesia Dorong Resiliensi Global

Hari Widowati
19 Mei 2024, 05:49
Di World Water Forum ke-10, Indonesia mendorong kolaborasi untuk membangun resiliensi global yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan dan persoalan air yang muncul dalam beberapa tahun terakhir.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Di World Water Forum ke-10, Indonesia mendorong kolaborasi untuk membangun resiliensi global yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan dan persoalan air yang muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indonesia mendorong kolaborasi untuk membangun resiliensi global yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan dan persoalan air yang muncul dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terus digaungkan Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk pada World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali pada 18—25 Mei 2024.

“Maka itu, perlu ada kerja sama secara kolaboratif dan kesepakatan-kesepakatan konkret. Contoh (dalam menangani) sungai yang melintasi beberapa wilayah, seperti Sungai Rhein yang melintasi negara-negara Eropa dan Sungai Mekong yang melintasi beberapa negara Asia,” ujar Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, Sabtu (18/5).

Resiliensi berkelanjutan merupakan kemampuan mewujudkan lingkungan yang tangguh dalam menghadapi bencana baik secara struktural maupun non-struktural. Raditya mengatakan perubahan iklim menjadi salah satu pemicu utama dari berbagai persoalan air global. Misalnya, hujan berlebihan karena perubahan iklim menimbulkan bencana banjir hingga longsor di berbagai negara.

Demikian juga ketika terjadi kekeringan akibat perubahan iklim yang menimbulkan dampak kolateral seperti kebakaran hutan, kegagalan panen, kekurangan pangan, bahkan kemiskinan hingga masalah ketahanan pangan. “Ini menjadi tantangan kita dalam membangun resiliensi berkelanjutan. Itu mencakup semua sistemik yang ada, termasuk pemicunya, (yakni) perubahan iklim dan juga bagaimana mencapai pembangunan berkelanjutan,” kata Raditya.

Pembahasan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim sudah dilakukan secara global. Hal ini dimulai dari kesepakatan Paris (Paris Agreement 2015) hingga perumusan tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Indonesia telah membuat regulasi untuk mengatasi tantangan kebencanaan melalui Peraturan Presiden No.87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) Tahun 2020-2044.

Raditya mengatakan berbicara tentang bencana tidak lepas dari dampak ke sektor infrastruktur dan masyarakat. "Nanti ada kaitannya dengan tata ruang, kerusakan lingkungan, atau bahkan pembangunan infrastruktur yang menimbulkan risiko-risiko baru. Semua punya peran, karena semua sektor ini mengembangkan peran masing-masing untuk membangun resilensi tersebut,” ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...