Luhut Luncurkan Citarum Harum, Kisah Ubah Sungai Tercemar Jadi Bersih
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bertepatan dengan World Water Forum ke-10 meluncurkan buku "Citarum Harum" di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5) di Nusa Dua, Bali. Buku tersebut mengisahkan perjalanan upaya merubah Sungai Citarum dari tercemar berat menjadi lebih bersih
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan buku ini merupakan dokumentasi penting yang menggambarkan capaian program Citarum Harum dan menjadi upaya berkelanjutan untuk merehabilitasi dan melestarikan Sungai Citarum.
"Perubahan ini tidak akan terjadi tanpa kekuatan politik dari pemerintah yang kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Aksi yang Terpadu dengan target yang jelas dan kepemimpinan yang tegas serta monitoring dan evaluasi rutin,” ujar Luhut dalam sambutannya, Senin malam (21/5).
Dia mengatakan, buku ini mendokumentasikan upaya komprehensif dan transformatif sejak 2018 di bawah arahan Presiden Joko Widodo untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Buku ini memaparkan strategi dan tindakan kolaboratif yang telah berhasil mengubah kondisi Sungai Citarum dari sangat tercemar menjadi lebih bersih dan sehat.
Luhut mengatakan, keberlanjutan dalam menjaga Citarum memerlukan komando dan master plan yang dapat diterapkan juga pada DAS lainnya. Dengan peluncuran buku ini, pemerintah beserta masyarakat terkait tidak hanya merayakan pencapaian yang telah diraih, tetapi juga memperkuat komitmen untuk terus melangkah maju.
Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, menyampaikan buku ini menekankan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup aspek teknis, sosial, dan ekonomi untuk pengelolaan sungai yang berkelanjutan. Dia mengatakan, perbaikan kualitas air, pengurangan risiko banjir, serta peningkatan kesadaran lingkungan adalah beberapa hasil yang patut dibanggakan.
Menurut Nani, penggunaan teknologi pemantauan kualitas air secara real-time dan solusi inovatif lainnya telah mempercepat proses pemulihan sungai. Dia berharap Buku Citarum Harum dapat menjadi inspirasi dan panduan bagi semua pihak dalam upaya melestarikan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sumber daya air.
"Dedikasi dan kerja keras semua pihak yang terlibat dalam program Citarum Harum sangat penting dalam perjalanan menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” kata Deputi Nani.
Pejabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyampaikan tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan masalah air ini sendirian. Upaya pembersihan Citarum membutuhkan kerja sama lintas sektoral, lintas negara, dan lintas generasi untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu satgas DAS Citarum sejak tahun 2018. Kepada penulis buku citarum harum tidak lupa saya berikan apresiasi,” ujar Bey.
Buku ini diluncurkan dalam dua versi bahasa, yakni Bahasa Indonesia "Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan" dan versi Bahasa Inggrisnya "Citarum Harum: Caring for Rivers, Saving Lives".
Sebagai informasi, bagian awal buku ini dimulai dengan kisah Sungai Citarum, yang menceritakan sejarah menarik terbentuknya Citarum. Dengan demikian, pembaca akan mendapat gambaran Citarum sejak jaman purba, gambaran geografis dan demografis, serta berbagai pemanfaatan Sungai Citarum yang sampai dengan hari ini masih menjadi andalan dalam menopang kehidupan masyarakat.
Bab-bab berikutnya memaparkan bagaimana dukungan kelembagaan, kolaborasi multi sektor berkonsep Pentahelix, kebijakan, strategi, juga faktor keberhasilan dalam mencapai Ultimate Goal program Citarum Harum ini. Program ini mengatasi permasalahan-permasalahan kompleks terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mengakibatkan kerugian besar terhadap kesehatan, ekonomi, sosial, ekosistem, sumber daya lingkungan, dan mengancam tercapainya tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.