Genjot Proyek Hijau, Pertamina Susun Kerangka Keuangan Berkelanjutan

Image title
21 Juni 2024, 12:02
Pekerja Pertamina EP Papua Field memeriksa fasilitas manifold di area Lapangan Produksi Migas Klamono di Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (11/6/2024). Pertamina EP Papua Field, yang merupakan lapangan produksi migas pe
ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso/aww/YU
Pekerja Pertamina EP Papua Field memeriksa fasilitas manifold di area Lapangan Produksi Migas Klamono di Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (11/6/2024). Pertamina EP Papua Field, yang merupakan lapangan produksi migas pertama di Kabupaten Sorong Papua Barat Daya sejak 1932, mencatat angka produksi sebesar 772 barel minyak per hari (BOPD) per 10 Juni 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina (Persero) meluncurkan sustainable finance framework atau Kerangka Keuangan Berkelanjutan. Hal itu bertujuan untuk memastikan upaya keberlanjutan perusahaan terintegrasi terhadap strategi pendanaan perusahaan.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan penerapan Kerangka Keuangan Berkelanjutan memungkinkan Pertamina dan anak perusahaan mengakses pendanaan proyek hijau dan proyek transisi energi.

Emma mengatakan, sustainable finance framework ini menjadi pedoman bagi Pertamina dalam melakukan pendanaan berkelanjutan kedepannya, namun tidak terbatas pada pinjaman perbankan dan obligasi.

“Langkah strategis untuk menyusun sustainable finance framework sejalan dengan upaya memberikan komitmen yang lebih luas untuk menciptakan nilai jangka panjang dan keberlanjutan bagi para pemangku kepentingan serta memberikan dampak positif," ujar Emma dalam keterangan tertulis, Jumat (21/6). 

Emma mengatakan, sustainable finance framework ini juga memperkuat komitmen Pertamina dalam mencapai target penurunan emisi sebesar 32% dari skenario business as usual (BAU) pada 2030. Selain itu, langkah ini juga mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada 2060 atau bahkan lebih cepat, sekaligus memastikan ketahanan energi nasional. 

Dia mengatakan, Pertamina, subholding atau anak perusahaan dapat menerbitkan instrumen pendanaan hijau melalui sustainable finance framework. Pendanaan ini akan digunakan untuk membiayai atau refinance proyek-proyek hijau atau transisi yang memenuhi syarat.

Menurut Emma, syarat tersebut terdiri dari sembilan kategori seperti, energi terbarukan, hidrogen hijau, jaringan transmisi dan distribusi untuk gas-gas terbarukan dan rendah karbon, bangunan hijau, transportasi bersih, bahan bakar rendah karbon, pengelolaan sumber daya alam hidup yang berkelanjutan dan penggunaan lahan, penurunan emisi, dan transisi di sektor perkapalan.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan implementasi sustainable finance framework ini juga mencakup proses tata kelola dan pelaporan bagi investor dan pemberi pinjaman. Dengan demikian, Pertamina bisa memberikan informasi terkait dampak positif dari investasi hijau atau transisi energi perusahaan terhadap lingkungan.

“Kehadiran sustainable finance framework diharapkan menjadi salah satu langkah nyata Pertamina sebagai pemimpin dalam transisi energi, yang dapat memberikan kontribusi pada perjalanan keberlanjutan Indonesia,” ujar Fadjar. 




Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...