Survei UNDP: Mayoritas Warga RI Ingin Pemerintah Atasi Krisis Iklim

Image title
2 Juli 2024, 10:34
Sejumlah aktivis Organisasi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia membentangkan poster saat melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (9/12/2023). Mereka menuntut pemerintah melakukan perubahan sistem dalam menghadapi ancaman krisis iklim serta so
ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus/app/YU
Sejumlah aktivis Organisasi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia membentangkan poster saat melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (9/12/2023). Mereka menuntut pemerintah melakukan perubahan sistem dalam menghadapi ancaman krisis iklim serta solusi-solusi nyata yang dibutuhkan rakyat miskin.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Survei opini publik yang dihelat oleh United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan University of Oxford, Inggris, dan GeoPoll menunjukan bahwa 86 % masyarakat Indonesia ingin pemerintah meningkatkan upaya dalam mengatasi krisis iklim.

Administrator UNDP, Achim Steiner, mengatakan hasil survei Peoples' Climate Vote menunjukan, 60% masyarakat Indonesia yang menyatakan mereka lebih khawatir tentang perubahan iklim.

"Peoples' Climate Vote jelas dan tegas: Masyarakat dunia ingin para pemimpin mereka mengesampingkan perbedaan dan bertindak sekarang untuk mengatasi krisis iklim," ujar Achim dalam keterangan yang diterima, Selasa (2/7).

Achim menyebut, survei ini terdiri dari 15 pertanyaan tentang perubahan iklim yang diajukan ke 75.000 orang dalam 87 bahasa di 77 negara, termasuk Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang untuk memahami pengalaman masyarakat terkait dampak perubahan iklim dan respons yang diinginkan dari pemerintah.

Dimana, megara-negara yang disurvei mewakili 87 persen dari populasi global. Ia mengatakan bahwa hasil survei ini – dengan cakupan yang belum pernah dilakukan sebelumnya – menunjukkan konsensus mengejutkan.

"Kami mendorong para pemimpin dan pembuat kebijakan untuk memberi perhatian, khususnya saat negara-negara menetapkan komitmen aksi iklim untuk tahap selanjutnya – atau 'kontribusi yang ditentukan secara nasional/nationally determined contributions' di bawah Perjanjian Paris. Perubahan iklim adalah permasalahan yang dialami semua negara di seluruh dunia," ujarnya.

selain seruan untuk aksi iklim yang lebih berani, dia mengatakan, survei ini menunjukkan dukungan mayoritas (72 persen) masyarakat dunia untuk mempercepat transisi dari bahan bakar fosil.

Senada dengan hal itu, 55 persen masyarakat Indonesia juga setuju untuk segera beralih dari bahan bakar fosil, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik.

Achim mengatakan, masyarakat di seluruh dunia menyatakan bahwa mereka memikirkan tentang perubahan iklim. Secara global, 56 persen mengatakan mereka memikirkan perubahan iklim secara reguler, yaitu setiap hari atau setiap minggu, termasuk sekitar 63 persen masyarakat di negara-negara kurang berkembang.

Dibandingkan tahun lalu, lebih dari separuh atau 53 % masyarakat di seluruh dunia mengatakan mereka lebih khawatir tentang perubahan iklim. Angka yang lebih tinggi terlihat untuk negara-negara kurang berkembang 59 %.

"Rata-rata di sembilan negara berkembang pulau kecil yang disurvei, sebanyak 71 persen mengatakan mereka lebih khawatir tentang perubahan iklim dibandingkan tahun lalu," ucapnya.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...