Menteri ESDM Beberkan Mahalnya Implementasi CCS di Indonesia

Image title
6 Agustus 2024, 12:45
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan keterangan pers terkait Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-41 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/8/2023). Pertemuan menteri-menteri energi ASEAN itu menyepakati interkonektiv
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan keterangan pers terkait Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-41 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/8/2023). Pertemuan menteri-menteri energi ASEAN itu menyepakati interkonektivitas energi di kawasan Asia Tenggara untuk mendukung ketahanan energi berkelanjutan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumberi Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, biaya tinggi menjadi tantangan dalam mengimplementasikan teknologi penangkapan karbon atau Carbon Capture Storage dan Carbon Capture Utization Storage (CCS/CCUS) di Indonesia.

"Rencana implementasi CCS/CCUS sekarang masih mahal, tapi memang harus kita coba. sesuatu kalau baru dicoba kan memang mahal," ujar Arifin dalam keterangan, Selasa (6/8).

Arifin mencontohkan salah satu proyek yang berjalan yaitu di Pemurnian Gas Alam, Gundih Jawa Timur, membutuhkanbiaya US$ 43-53 per ton CO2, dengan total 0,3 juta ton CO2 per tahun dan investasi injeksi US$ 105 juta. Contoh lainnya yaitu produksi LNG Bintuni, Papua Barat sebesar US$ 33 per ton CO2 dengan total 2,5-3,3 juta ton CO2 per tahun dan investasi injeksi sebesar US$ 948 juta.

Kemudian Produksi LNG di Masela, NTT, US$ 26 per ton CO2 dengan total 3,5 juta ton CO2 per tahun dan investasi injeksi sebesar US$ 1,4 miliar. Terakhir, Gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME), Tanjung Enim Sumatera Selatan, sebesar US$ 50-55 per ton CO2 dengan total 3 juta ton CO2 per tahun dan investasi injeksi mencapai US$ 1,6 miliar.

Meski begitu, Arifin memastikan bahwa pemerintah tetap memiliki komitmen besar untuk mengimplementasikan teknologi CCS/CCUS. Teknologi ini diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam menekan jejak karbon negara yang dikenal sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia.

Ia mengatakan, sampai dengan saat ini Indonesia memiliki 15 proyek CCS/CCUS yang masih dalam tahap studi atau persiapan.

Lima belas proyek tersebut terdiri dari proyek Tangguh EGR/CCUS, Abadi CCS, Sukowati CCUS/EOR, Gundih CCUS/EGR, Pilot Test CO2 Huff and Puff Jatibarang, Ramba CCUS/EOR, CO2 Huff and Puff Gemah, Sakakemang CCS, Arun CCS, Central Sumatera Basin CCS/CCUS Hubs, Kutai Basin CCS Hub, Asri Basin CCS/CCUS Hubs, CCU to Methanol RU V Balikpapan, East Kalimantan CCS/CCUS Study, dan Blue Ammonia + CCS Donggi Matindok.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...