Bukit Asam (PTBA) Jalankan Perdagangan Karbon Melalui Anak Perusahaan

Ringkasan
- Pertamina International Shipping (PIS) membukukan kenaikan laba bersih 60,9% pada 2023 menjadi US$ 330 juta, didorong oleh pertumbuhan pendapatan 17,6% menjadi US$ 3,3 miliar.
- Pertumbuhan laba dan pendapatan PIS disebabkan oleh program transformasi "vessellration" yang berfokus pada penambahan armada, terobosan bisnis, ekspansi global, dan peningkatan pendapatan pihak ketiga.
- Kinerja PIS juga didukung oleh sinergi dan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan dalam Pertamina Group, serta komitmen terhadap bahan bakar ramah lingkungan dengan pemanfaatan biodiesel dan penambahan kapal VLGC ramah lingkungan.

Dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yaitu PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dan PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), menyepakati nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) mengenai komitmen prioritas dalam perdagangan karbon. Dua anak perusahaan PTBA tersebut bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, kesepakatan ini merupakan langkah strategis yang mencerminkan komitmen PTBA dalam mendukung tujuan MIND ID dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta memajukan sinergi di lingkungan anak dan afiliasi perusahaan PTBA.
"Kami yakin melalui sinergi dan kepatuhan terhadap regulasi perdagangan karbon, PTBA dan entitas-entitas di bawahnya akan semakin berperan aktif dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik," kata Arsal dalam keterangan resmi, Kamis (17/9).
Arsal berharap, sinergi antara HBAP dan BPI dapat memperkuat pengelolaan karbon di seluruh lini bisnis anak dan afiliasi perusahaan PTBA.
Ia menambahkan, nota kesepahaman ini juga memperkuat komitmen PTBA dan entitas-entitas di bawahnya untuk mematuhi peraturan terkait perdagangan karbon yang telah berlaku di Indonesia. Hal ini merupakan langkah nyata dalam mendukung inisiatif pemerintah mengurangi emisi karbon, dan memperkuat manajemen karbon di dalam proses bisnis.
"Dengan langkah ini, PTBA menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip ESG (environmental, social, and governance)," ujarnya.
Pangkas Emisi Karbon dengan PLTS
Sebelumnya, Bukit Asam telah memangkas emisi karbon dioksida hingga 618,5 ton CO2e pada periode Januari-Oktober 2023. Pengurangan emisi karbon itu berkat penggunaan dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kedua PLTS tersebut adalah PLTS Jalan Tol Bali Mandara dan PLTS di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta.
"Selaras dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, kami bertekad untuk terus berkontribusi dalam penyediaan energi nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," ujar Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, di Jakarta, Selasa (19/12).
Niko mengatakan PLTS di Jalan Tol Bali Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) berhasil mengurangi emisi sebanyak 414,1 ton CO2e hingga Oktober 2023. Emisi yang terpangkas itu setara dengan menanam 567 pohon. Sementara itu, PLTS di Gedung AOCC Bandara Soekarno-Hatta memangkas emisi 204,4 ton CO2e atau setara menanam 280 pohon.
Produksi listrik dari PLTS Jalan Tol Bali Mandara pada Januari-Oktober 2023 mencapai 524.197,8 kilowatt hours (kWh). Adapun produksi listrik PLTS Gedung AOCC Bandara Soekarno-Hatta menghasilkan listrik 258.741,8 kWh.