Airlangga Sebut Biodiesel B40 Siap Diterapkan 2025

Image title
24 September 2024, 12:37
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan keterangan pers pada pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan keterangan pers pada pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Button AI Summarize

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Indonesia siap untuk menerapkan wajib bahan bakar biodiesel 40% atau B40 pada 2025. B40 merupakan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran bahan bakar komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar.

"Kesiapan (BBM) B40 sih sudah siap karena kita sekarang (BBM) B35," kata Airlangga saat Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, Selasa (24/9).

Ia juga menyebutkan tidak ada kendala selama proses produksi B40. Program peningkatan biodiesel B35 menjadi B40 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjalankan transisi energi dari ketergantungan pada bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.

Nantinya, pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut. Namun, Airlangga memastikan bahwa pasokan CPO akan tetap mencukupi untuk kebutuhan B40.

"Cukup, (CPO) cukup. Sekarang kan (sudah biodiesel) B35," ucapnya.

Hemat Devisa

Airlangga mengatakan, sebelumnya biodiesel berhasil menghemat devisa negara Rp 404,3 triliun sejak 2014 hingga  2023. Pemanfaatan biodiesel tersebut telah mencapai 54,52 juta kilo liter.

"Ini berhasil mengurangi impor solar, devisa yang diselamatkan Rp 404,32 triliun," ujar Airlangga.

Selain menjaga devisa negara, Airlangga mengatakan, B35 yang merupakan campuran 35% bahan bakar nabati dan 65% bahan bakar minyak berupa solar ini mampu membantu pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 358 juta ton CO2 dari sektor energi.

Airlangga menyebut, capaian tersebut setara dengan 12,5% dari skenario business as usual (BAU) pada 2030. Dimana, hal tersebut mendukung Indonesia menuju net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan implementasi biodiesel 40% atau B40 dilaksanakan mulai 1 Januari 2025.  Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan, pemerintah telah selesai melakukan uji coba B40 pada sektor otomotif. Sementara uji coba lima sektor lainnya yaitu alat dan mesin pertanian (alsintan), alat berat pertambangan, kereta api, pembangkit listrik, serta angkutan laut akan rampung pada Desember 2024.

Saat ini, Eniya mengatakan, pemerintah tengah mempersiapkan mandatori untuk implementasi B40. Pemerintah juga telah berkomunikasi dengan produsen biodiesel di Indonesia.

"Kemarin sudah ada izin untuk mandatori B40 itu Januari 2025. Jadi sekarang saya sudah persiapkan untuk mandatori B40 dalam dua bulan kedepan," ujar Eniya dalam dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024 di Jakarta, Kamis (8/8).

Eniya mengatakan, pemerintah sudah berhasil mengimplementasikan B35. Hingga Agustus 2025, konsumsi B35 bahkan sudah mencapai mencapai target lebih dari 50%.

"Konsumsi perlu didorong lebih lagi karena target di akhir tahun mungkin tidak 100 persen tapi 90 persen. Kita pengen dorong lebih lagi pemanfaatanya," ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah juga tengah berupaya menggenjot produksi biodiesel untuk mengimplementasikan B40. Pasalnya, saat ini hanya 23 industri yang aktif memproduksi biodiesel dari 34 yang terdaftar di Kementerian ESDM.

Guna mencapai kekurangan produksi yang ada, Kementerian ESDM berusaha untuk memaksimalkan kapasitas produksi 23 industri yang telah terdaftar.



Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...