Ekspedisi Fakfak Ungkap Kekayaan Burung Papua
Konservasi Indonesia bersama dengan komunitas pusat pemandu wisata minat khusus pemantauan burung, Fakfak Birding, mendokumentasikan ragam jenis burung di hutan Fakfak, Papua Barat, dalam sebuah buku berjudul Burung-burung dalam Tinjauan Mbaham Matta, Fakfak.
Ketua Fakfak Birding, Purwanto, mengatakan pihaknya berhasil mengumpulkan dokumentasi lebih dari 70 jenis burung dengan pemahaman budayanya. Sepanjang pengamatan yang dilakukan sejak tahun 2020 sampai 2024, Fakfak Birding mendapati beragam jenis burung yang tinggal di kawasan Hutan Cagar Alam Fakfak.
“Selain menyaksikan keberadaan burung endemik Papua tersebut, sejak komunitas kami berdiri tujuh tahun lalu, di lokasi tersebut kami juga menjumpai keberadaan puluhan jenis lainnya," ujar Purwanto dalam peluncuran buku, di Jakarta, Jumat (11/10).
Purwanto mengatakan, melalui buku ini ia berharap dapat menyampaikan pesan kepada generasi muda mengenai pentingnya pelestarian burung, utamanya yang berkaitan dengan tradisi dan budaya. "Dari buku ini juga kami ingin mengingatkan kembali pentingnya hubungan antara manusia dengan alam,” ujarnya.
Fakfak Birding diinisiasi sejak tahun 2018 oleh sekelompok orang dan pemilik lokasi atau hak ulayat yang memiliki ketertarikan yang sama dalam upaya menjaga satwa liar, terlebih pada burung-burung di kawasan cagar alam.
Purwanto menyebut, foto jenis-jenis burung di buku ini merupakan hasil bidikan lensa lebih dari 15 orang. Dimana, di dalam buku ini juga tercermin kearifan lokal masyarakat Papua yang tercermin dalam kekayaan budaya dan juga kepercayaan yang berakar dari legenda dan mitos yang masih hidup di tengah-tengah masyarakat.
Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, menilai ketertarikan komunitas birdwatcher ini sebagai bukti kecintaan masyarakat Fakfak terhadap kekayaan alamnya. Dia berharap, kelompok pemantau burung di wilayah lain dapat terinspirasi untuk membukukan ragam satwa yang hidup di kawasan mereka, terlebih masyarakat Papua yang memiliki kekayaan alam yang sangat besar.
“Komunitas pemantau burung seperti Fakfak Birding tidak hanya menyukai aktivitas fotografi, namun mereka juga ingin berkontribusi dalam pendokumentasian kekayaan alam yang ada di ruang hidupnya," ujar Meizani.
Meizani mengatakan, Konservasi Indonesia mendukung pelestarian keanekaragaman hayati seperti yang dilakukan komunitas ini.
"Kami berharap, para pecinta fotografi dan juga penggemar burung lainnya dapat tergerak untuk menghasilkan karya yang dapat berguna untuk pengetahuan generasi selanjutnya, seperti yang dibuat oleh Fakfak Birding,” ujarnya.