Trump Bersiap Menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris
Tim transisi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyiapkan perintah eksekutif dan pernyataan untuk menarik diri dari perjanjian iklim Paris. Menurut laporan New York Times, Trump juga diperkirakan akan mengizinkan lebih banyak pengeboran dan pertambangan.
Trump diperkirakan akan mengakhiri jeda dalam perizinan ekspor gas alam cair (LNG) ke pasar-pasar besar di Asia dan Eropa. New York Times juga menyebut Trump akan mencabut pengecualian yang mengizinkan California dan negara-negara bagian lain untuk memiliki standar-standar polusi yang lebih ketat.
Trump berjanji selama kampanyenya untuk mengambil banyak tindakan yang tercantum dalam laporan tersebut. Karoline Leavitt, juru bicara tim transisi Trump, mengatakan dalam sebuah tanggapan terhadap pertanyaan Reuters bahwa hasil pemilu memberi Trump mandat untuk mengimplementasikan janji-janji yang ia buat selama kampanye. "Dia akan menepatinya,” ujar Leavitt seperti dikutip Reuters, Sabtu (9/11).
Pemerintahan Presiden Joe Biden menghentikan sementara persetujuan ekspor gas alam cair (LNG) baru pada Januari untuk menyelesaikan sebuah studi tentang dampak lingkungan dan ekonomi dari ekspor tersebut. Departemen Energi AS akan mengeluarkan sebuah rancangan analisis terbaru untuk mendapatkan tanggapan publik selama 60 hari sebelum akhir tahun ini.
Beberapa orang dalam tim transisi Trump sedang mendiskusikan pemindahan markas besar Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dari Washington. Laporan New York Times mengutip orang-orang yang tidak disebutkan namanya, yang terlibat dalam diskusi tersebut.
Pelaku Transisi Energi Khawatir
Kemenangan Trump dalam pemilihan umum (Pemilu) AS membuat para pelaku transisi energi khawatir. Trump sebelumnya telah berjanji untuk membatalkan dukungan AS terhadap proyek tenaga angin lepas pantai dan mencabut peraturan iklim yang diterapkan di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Trump juga mengatakan AS akan meninggalkan Perjanjian Paris, di mana negara-negara berjanji untuk membatasi pemanasan suhu global. Trump juga berpotensi membatalkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang selama ini memberikan subsidi dan insentif besar-besaran untuk teknologi energi bersih.
"Pencabutan penuh IRA akan bergantung pada Kongres meskipun perubahan signifikan mungkin saja terjadi," kata analis Deutsche Bank dalam laporannya, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/11).
Hal tersebut membuat saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang energi bersih anjlok. Saham pengembang angin lepas pantai terbesar di dunia, Orsted, turun 14%. Adapun saham pembuat turbin angin Vestas dan Nordex masing-masing turun 11% dan 7,6%.