Langkah Membumi Festival 2024, Kolaborasi Nyata Atasi Perubahan Iklim

Luky Maulana
Oleh Luky Maulana - Tim Publikasi Katadata
14 November 2024, 12:50
Langkah Membumi Festival
Blibli Tiket Action
Langkah Membumi Festival menghadirkan lebih dari 70 ecopreneur dan kolaborator.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Hujan deras yang disertai angin kencang tiba-tiba mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu (2/11) siang. Fenomena cuaca ini terkesan tampak biasa saja, terlebih Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan pada Oktober dan November. 

Namun, hujan kemarin menjadi pengingat bahwa cuaca saat ini bisa berubah begitu cepat. Sebab, sebagian wilayah Indonesia baru saja terpanggang dengan suhu panas yang mencapai rekor tertinggi. 

Laporan Harian Kompas menyebut pada 27 Oktober 2024, suhu maksimum harian di Indonesia mencapai 38,4 derajat celcius. Bahkan, sepanjang 2024, suhu bulanan di Indonesia lebih panas 1 derajat celcius ketimbang rata-rata suhu dalam tiga tahun terakhir. 

Perubahan cuaca yang sedemikian ekstrem jelas menjadi pertanda urgensi masalah perubahan iklim. Dan, dunia saat ini berada dalam kondisi kritis tersebab kondisi kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. 

“Kecepatan kerusakan lingkungan per hari ini jauh lebih cepat ketimbang kecepatan solusinya. Itu berarti akan memunculkan bencana-bencana yang lebih parah,” kata M Bijaksana Junerosano selaku Pendiri Greeneration Foundation dalam Langkah Membumi Festival 2024, pada sesi talkshow bertajuk Krisis Iklim: Kita Bisa Apa?.

Seturut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, selama 1 Januari-1 September 2024, tercatat 1.200 bencana alam di Indonesia. Dari jumlah itu, bencana banjir mencapai 750 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 210 kejadian, cuaca ekstrem 198 kejadian, dan tanah longsor 88 kejadian. 

Bagi pria yang akrab disapa Sano tersebut, isu perkara lingkungan ini akan berdampak kepada semua orang tanpa terkecuali. Dus, dalam kata-katanya, “kita mesti mulai dari diri sendiri untuk mengambil langkah berani, serta berani mengajak orang lain”.

Menurutnya, perjuangan untuk bersama-sama memitigasi krisis iklim bisa dimulai dari langkah-langkah kecil. Akan tetapi, kita juga harus berani mengambil langkah besar. “Harus mulai dari sekarang, tetapi juga menentukan targetnya,” imbuh Sano.

Sano memberikan penekanan ihwal kolaborasi yang menjadi kunci untuk mengatasi perkara iklim. Dia lantas memberikan apresiasi ihwal Langkah Membumi Festival 2024 yang dapat menjadi wadah bertemu serta berkumpul bagi siapapun yang peduli terhadap isu lingkungan. 

Langkah Membumi Festival 2024
Langkah Membumi Festival 2024 (Blibli Tiket Action)

Untuk ketiga kalinya, Blibli Tiket Action, program sustainability ekosistem Blibli Tiket, bersama venture builder Ecoxyztem kembali menghadirkan Langkah Membumi Festival. Dengan tema yakni CollaborAction for the Earth, festival ini muncul dengan tujuan mengedukasi masyarakat, serta mengajak kolaborasi dalam menerapkan prinsip keberlanjutan yang dimulai dengan langkah-langkah kecil setiap harinya. 

“Tahun ini ada lebih dari 74 mitra bisnis yang ikut berpartisipasi, dengan  lebih dari 44 speaker yang berbicara di sembilan talkshow dan delapan lokakarya selama dua hari. Kemudian tentunya ada teman teman komunitas yang juga berpartisipasi,” ujar Lisa Widodo selaku COO dan Co-Founder Blibli. 

Menurut Lisa, Blibli Tiket senantiasa berkomitmen untuk memperluas kolaborasi dengan mengundang semua menjadi kolaborator untuk menjadi bagian dari perubahan menuju Indonesia yang berkelanjutan. 

Langkah Membumi Festival 2024 hadir dengan beragam eksibisi, mulai dari talkshow, lokakarya, dan pasar ecopreneur. Pada gelaran kali ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020-2024 Sandiaga Uno berkesempatan hadir secara langsung, serta mengunjungi ecopreneur market.

Di dalam kesempatan tersebut, Sandiaga mengapresiasi Boolet, ecopreneur yang mendaur ulang sumpit bambu dan sampah rusuk sate menjadi produk bernilai jual, seperti kacamata, tatakan gelas, kotak tisu, dan jam tangan. 

“Jadi green economy ini tidak hanya menyelamatkan bumi, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas,” kata Sandiaga seraya menyampaikan optimismenya bahwa ekonomi hijau memiliki potensi kualitas produk yang tinggi, serta dapat mendorong berkelanjutan. 

Selain Boolet, Alner turut menjadi salah satu peserta ecopreneur market  dalam Langkah Membumi Festival 2024. Alner merupakan penyedia kebutuhan sehari-hari dalam kemasan yang dapat digunakan serta didaur ulang. Adapun produk yang ditawarkan mulai dari kebutuhan rumah tangga, seperti deterjen, pembersih lantai, sampai makanan dan minuman, 

“Semua produk yang kami sediakan itu kemasannya kalau sudah habis bisa dikembalikan. Sistemnya seperti tukar galon air tapi produknya lebih bervariasi,” kata Chief Commercial Officer (CCO) Alner Renata Felichiko kepada Katadata.

Dalam menyediakan produk sedemikian itu, Alner menciptakan kolaborasi dengan sejumlah pihak. Misalnya, melibatkan jasa kurir untuk mengantar/mengambil kemasan yang produknya telah habis digunakan. 

Selain itu, Alner juga menggandeng lebih dari 1.000 mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai mitra distribusi sekaligus tempat pengembalian. Dan, dalam menyediakan produk kebutuhan sehari-hari, Alner bekerja sama dengan perusahaan FMCG (fast moving consumer goods). 

Menurut Renata, Alner mengapresiasi penyelenggaraan Langkah Membumi Festival 2024 karena dapat mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya lingkungan. “Kunci utama dari gerakan seperti ini adalah edukasinya dulu,” ujarnya. 

Lain Alner, lain pula Ulur Wiji, UMKM yang bergerak di bidang fesyen ramah lingkungan. Salah satu produk Ulur Wiji yang menonjol adalah batik. 

Informasi saja, untuk membuat batik, Ulur Wiji menggunakan bahan material alami dari tumbuhan. Untuk kain yang digunakan seperti rayon, tencel, katun, dan linen yang merupakan serat alami. Pun begitu, dalam proses pembuatannya, Ulur Wiji mengklaim meminimalisir penggunaan air. 

Kepada Katadata, Nasta Rofika selaku Founder dan CEO UIur Wiji menyebutkan, berbagai tantangan dalam membangun bisnis fesyen secara berkelanjutan, seperti pengelolaan limbah, talenta dan tren. 

“Tapi semakin kesini semakin cepat beradaptasi, cepat belajar, produknya juga sudah dipercaya masyarakat,” katanya.

Ia juga mengimbuhkan, UIur Wiji turut menciptakan kolaborasi pada ekosistem bisnisnya. Misalnya, dengan melibatkan pemuda di Mojokerto sebagai perajin batik.

“Di dalam praktiknya kita tidak bisa benar-benar sendiri. Kolaborasi, aksi bersama dengan masyarakat untuk bisa maju secara bersama-sama,” ujarnya.

Seperti halnya Alner, Ulir Wiji memberikan kesan bahwa Langkah Membumi Festival mampu menghadirkan kampanye keberlanjutan secara positif, serta tetap mendorong perekonomian. 

Langkah Membumi Festival 2024 pada 2-3 November 2024 berhasil diselenggarakan berkat dukungan dari sejumlah mitra strategis, seperti Djarum Foundation, Polytron, MODENA, Bank BCA, BMW, Bukit Asam, BYD, TBS Energi Utama, Coca Cola, APRIL, NeoBank, Sharp, P4G, Hydroplus, Milk Life, iFORTE, Telkomsel, Bank SMBC Indonesia, UOB, Pressio, Cleo, Blu by BCA Digital, Brawijaya Hospital, Bethsaida Hospital

Festival ini turut menggandeng sustainability impact partner, yakni Koalisi Ekonomi Membumi, Ecofren, Carbon Ethics, Life Cycle Indonesia, Tanah Air Lestari, dan Jangjo. Ada pula mitra academic partner seperti Universitas Indonesia, Universitas Pertamina, Binus University, President University, dan Sparklabs Incubation. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...