Ahli Primata Dunia Ingatkan Dunia Sedang Alami Kepunahan Imbas Perubahan Iklim

Image title
18 November 2024, 14:09
Seekor Owa Jawa (Hylobates moloch) bergelantungan di dahan pohon di kawasan hutan lindung Malabar, pegunungan Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/8/2024). Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui PEP Subang Field Regional Jawa sebagai Subholding
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc.
Seekor Owa Jawa (Hylobates moloch) bergelantungan di dahan pohon di kawasan hutan lindung Malabar, pegunungan Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/8/2024). Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui PEP Subang Field Regional Jawa sebagai Subholding Upstream Pertamina berkolaborasi dengan Yayasan Owa Jawa melakukan pengamatan perilaku Owa Jawa dari jarak yang aman sebagai upaya penyelamatan primata langka di Gunung Puntang yang termasuk dalam program pelestarian keanekaragaman hayati.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ahli Primatologi dunia, Jane Goodall, mengatakan saat ini dunia tengah mengalami kepunahan besar ke enam akibat adanya pemanasan global yang berdampak terhadap perubahan iklim.  Tindakan restorasi alam dan perlindungan hutan harus dilakukan segera untuk mengurangi dampak kerusakan.

"Kita berada di tengah-tengah kepunahan besar keenam," ujar Goodall dikutip dari BBC dikutip, Senin (18/11).

Ia mengatakan perusakan hutan dan tempat-tempat liar lainnya terkait dengan krisis iklim. Kondisi tersebut juga mempengaruhi pergantian musim. Goodall telah mempelajari hutan tempat tinggal simpanse di Tanzania selama lebih dari 60 tahun, yang membuatnya dapat memprediksi jadwal musim hujan dan panas.

Namun, saat ini musim hujan dan panas di hutan tersebut sudah tidak dapat diprediksi lagi. Hal ini sangat berdampak terhadap ekosistem yang ada di hutan Tanzania.

"Sekarang, terkadang hujan di musim kemarau, dan terkadang kering di musim hujan," ujarnya.

Anomali tersebut membuat pohon-pohon berbuah pada waktu yang salah dan berdampak pada satwa seperti simpanse, serangga, dan burung.

"Saya telah melihat penurunan jumlah simpanse," katanya.

Karena itu, Goodall mengatakan, mengambil tindakan guna memperlambat pemanasan planet bumi saat ini lebih mendesak dari sebelumnya. Manusia masih memiliki waktu untuk mulai memperlambat perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Ia mengingatkan tindakan restorasi alam dan perlindungan hutan harus dilakukan segera untuk mengurangi dampak kerusakan. Hal konkrit yang perlu dilakukan seperti misi penanaman pohon dan restorasi habitatat.

"Semakin banyak yang bisa kita lakukan untuk memulihkan alam dan melindungi hutan yang ada, semakin baik," ucapnya.

Dia menilai hal tersebut tidak akan efektif tanpa adanya regulasi yang ketat untuk menghentikan praktik yang merusak lingkungan, seperti penggunaan bahan bakar fosil dan pertanian industri yang akan mengancam manusia di masa mendatang.

"Jika kita tidak dengan cepat menjauh dari bahan bakar fosil, jika kita tidak menghentikan pertanian industri, itu menghancurkan lingkungan dan membunuh tanah, memiliki efek yang menghancurkan pada keanekaragaman hayati - masa depan pada akhirnya ditakdirkan," kata Goodall.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...