Perubahan Iklim Berpotensi Turunkan Tangkapan Ikan Laut Indonesia hingga 20%
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan perubahan iklim berpotensi mengurangi pendapatan tangkapan maksimum perikanan di Indonesia hingga sebesar 20 persen. Hal ini akan berdampak pada ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Fina Ardarini, mengatakan catatan tersebut merupakan hasil dari penelitian KKP bersama dengan University of British Columbia dan The World Bank. Dalam penelitian tersebut menunjukan adanya dampak perubahan iklim terhadap perikanan dan masyarakat pesisir.
"Studi memperlihatkan perubahan iklim diproyeksikan akan mengurangi potensi tangkapan maksimum perikanan Indonesia sebesar 12-20 persen," ujar Fina dalam diskusi kebijakan publik, di Jakarta, Selasa (26/11).
Fina mengatakan, perubahan iklim juga menimbulkan ancaman bagi spesies ikan utama yang ada di perairan Indonesia seperti sarden, makarel, dan tuna.
Dia mengatakan, sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Selain tangkapan ikan, masyarakat pesisir juga merupakan kelompok paling terdampak oleh perubahan iklim karena abrasi yang semakin parah di pantai, naiknya permukaan air laut, peningkatan suhu udara, dan kerusakan ekosistem pesisir.
Fina mengatakan, saat ini perubahan iklim telah meningkat tendensi penyebutannya menjadi krisis iklim yang menuntut perhatian serius dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan akademisi.