BEI Sebut Pengguna Jasa Bursa Karbon Indonesia Tumbuh Lebih dari Lima Kali
Pertumbuhan pengguna jasa Bursa Karbon Indonesia mencapai 94 pengguna, meningkat pesat jika dibandingkan pada awal peluncuran dengan jumlah pengguna sebanyak 16 pengguna pada 26 September 2023. Pengguna unit karbon yang melakukan offset emisi juga telah mencapai lebih dari 500 entitas, mulai dari perusahaan besar hingga individu.
"Jadi dalam satu tahun pertumbuhannya hampir 4-5 kali untuk dari sisi pengguna jasa," ujar Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (28/11).
Offset emisi atau carbon offset adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di suatu tempat dengan mengimbangi emisi yang dihasilkan di tempat lain.
Denny mengatakan, peningkatan jumlah yang signifikan tersebut tidak terlepas dari kegiatan edukasi yang dilakukan BEI. Kegiatan edukasi pasar karbon atau IDX Carbon yang dilakukan BEI mencapai 250 kali.
"Kita melakukan sosialisasi untuk mendorong orang mengetahui apa itu pasar karbon," ujarnya.
Denny mengatakan, dengan adanya sosialisasi membuat pengguna jasa atau user bursa karbon terus meningkat jika dibandingkan dengan awal peluncuran pada 26 September 2023.
Dia mengatakan, BEI bertanggung jawab dalam mendorong dekarbonisasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. BEI memiliki lebih dari 900 emiten dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp 12.000 triliun.
Denny mengatakan, berbagai instrumen investasi telah diperkenalkan untuk mendorong perusahaan berfokus pada pengurangan emisi, seperti Green Bonds, ESG Index, hingga Carbon Index.
Selain itu, BEI juga tengah mengkaji penerapan Green Equity, yang memungkinkan emiten meraih pendanaan yang lebih baik. Hal itu bertujuan untuk menarik investor yang peduli pada keberlanjutan lingkungan."Tujuannya buat green? Supaya dapat funding yang lebih baik, pendanaan investor dari luar lebih baik," ucapnya.