Tarik Pembiayaan Hijau, PLN Upayakan Perbaikan Rating ESG
PT PLN (Persero) memastikan terus melakukan perbaikan rating atau Indeks Environmental, Social and Governance (ESG) guna meningkatkan daya tarik perusahaan untuk mendapatkan pendanaan hijau dengan bunga rendah. Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk menarik dan mengambil pembiayaan murah di pasar.
"Kita berusaha untuk menurunkan, memperbaiki ESG rating kita. Dengan membaiknya ESG rating maka cost of fund dari pembiayaan ini akan semakin rendah," ujar Evy dalam acara Katadata "Indonesia Policy Dialogue" yang diselenggarakan Katadata.co.id, di Jakarta, Rabu (11/12).
Sebagaimana diketahui, ESG risk rating PLN berada di angka 30,3 poin pada 2023, atau menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dan peringkat ke empat di dunia.
Evy mengatakan, PLN membidik berbagai macam jenis pembiayaan, baik dalam bentuk pinjaman, pinjaman dengan bunga rendah dan juga komersial untuk mendorong capaian pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 gigawat (GW) dan sekitar 70 ribu kilometer (Km) jaringan listrik.
Sampai dengan saat ini, perusahaan masih mengalami kekurangan pendanaan atau gap funding. Untuk itu, PLN terus mencari sumber-sumber pendanaan yang murah. Pendanaan merupakan salah satu tantangan PLN dalam mencapai target pembangunan pembangkit dan sirkuit listrik di Indonesia.
"Jadi di sisi pembiayaan memang juga ada tantangan yang perlu kita carikan solusi bersama. Bagaimana PLN bersama dengan pihak swasta dan juga pemerintah memenuhi kebutuhan pembiayaan transisi energi," ucapnya.