Ekosistem Padang Lamun Ditargetkan Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Ringkasan
- Tangerang Selatan dan Depok tercatat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia, dengan indeks AQI masing-masing 197 dan 165, masuk kategori tidak sehat. Kota Tangerang, Jakarta, dan Badung menyusul dengan kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif.
- Secara global, Kinshasha di Kongo mencatat kualitas udara terburuk dengan AQI 193 (tidak sehat), sementara Palangkaraya di Indonesia memiliki kualitas udara terbaik (AQI 5). Roma di Italia tercatat sebagai kota dengan udara terbersih secara global (AQI 9).
- Indeks AQI mengukur konsentrasi polutan dan menunjukkan kategori kualitas udara, mulai dari "baik" hingga "berbahaya". Kategori "tidak sehat" mengindikasikan potensi gangguan kesehatan bagi manusia, khususnya saat beraktivitas di luar ruangan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan optimis perdagangan karbon dari sektor kelautan dapat direalisasikan tahun ini. Ekosistem karbon biru yang sudah siap diperdagangkan di antaranya padang lamun dengan potensi 1,8 juta hektare.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K), Muhammad Yusuf, mengatakan KKP tengah dalam tahap akhir validasi pemetaan padang lamun. Padang lamun memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan emisi karbon lebih banyak dibandingkan dengan hutan tropis.
Padang lamun adalah hamparan tumbuhan lamun yang menutupi perairan laut dangkal. Padang lamun merupakan ekosistem perairan pantai yang penting bagi kehidupan biota laut.
KKP telah menerbitkan Permen KP 1 tahun 2025 sebagai payung hukum penyelenggaran nilai ekonomi karbon sektor kelautan, serta sedang menyiapkan sistem informasi untuk menfasilitasi perdagangan tersebut.
“Kita berharap tahun ini sudah bisa jalan, dan Pak Menteri concern sekali dengan perdagangan karbon ini,” ujar Yusuf, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (11/2).
Permen KP 1 tahun 2025 menyebutkan penyelenggara nilai ekonomi karbon sektor kelautan bisa dilakukan oleh kementerian, pemerintah daerah, pelaku usaha, serta masyarakat. Terdapat dua mekanisme penyelenggaran nilai ekonomi karbon yakni melalui perdagangan, maupun pembayaran berbasis kinerja.
“Tentunya tidak hanya lamun, perikanan tangkap dan budidaya yang dijalankan secara berkelanjutan juga dapat dikonversi dalam perdagangan karbon. Misalnya program penangkapan ikan terukur, di mana lokasi penangkapan dengan pendaratan ikan menjadi lebih pendek sehingga mengurangi pembuangan emisi dari kapal-kapal perikanan,” ujar Yusuf mencontohkan.
Sementara itu, VP HSSE PT PLN Nusantara Power Ika Safitri mengakui adanya perdagangan karbon membawa manfaat cukup besar bagi perusahaan. Selain menjaga lingkungan dengan mengurangi emisi, perdagangan karbon memberikan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan.
Sebanyak 33 unit PLTU di bawah naungan PLN Nusantara Power telah melakukan perdagangan karbon selama satu tahun terakhir. Totalnya sekitar 450 ribu tCO2 yang berhasil diperdagangkan melalui tiga platform, salah satunya IDX Carbon.
“Dari pengalaman kami, terlihat sekali bagaimana antusiasme market untuk mengejar, beralih ke energi yang green. Ke depan karbon ini kami lihat sebagai komoditi yang sangat berharga,” timpal Manager Sales & AE PT PLN Nusantara Power Muh. Fariz Anugraha.