Indonesia Targetkan Ubah Sampah Jadi Energi di 30 Kota Besar


Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Yuliot Tanjung, mengatakan Indonesia menargetkan untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar dan listrik di 30 kota besar pada tahun 2029. Setiap kota akan menghasilkan sekitar 20 Megawatt (MW) listrik.
Produk yang diperoleh dari pengolahan sampah tidak hanya terbatas pada listrik, tetapi juga termasuk bahan bakar minyak, yang akan diproduksi menggunakan teknologi pirolisis. Menurut Yuliot, sampah dapat diubah menjadi listrik dan bahan bakar minyak melalui pengolahan sampah terpadu dengan bantuan teknologi.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan percepatan pemanfaatan sampah menjadi energi diharapkan dapat mendukung upaya pengelolaan sampah di daerah, didukung oleh peraturan baru mengenai elektrifikasi.
Perpres Pengelolaan Sampah
Pemerintah sedang menyiapkan tiga peraturan presiden terkait pengelolaan sampah untuk mendukung pemanfaatan sampah menjadi energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Saat ini sudah ada PLTSa di 12 kota yang dibangun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018. Namun, hanya dua yang beroperasi yakni PLTSa Benowo di Surabaya, Jawa Timur dan PLTSa Putri Cempo Solo di Solo, Jawa Tengah.
"PLTSa di tempat lain masih ada tantangan di sana-sini. Di sinilah kami ingin mengevaluasi, mana saja yang perlu dicarikan solusinya," ujar Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada Rabu (12/3).
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan AHY untuk membentuk satuan tugas (satgas) percepatan terkait dengan infrastruktur dan elemen-elemen terkait dengan pengolahan dan penanganan sampah secara nasional. Satgas tersebut akan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Dalam Negeri.