Anak Usaha Indo Tambangraya Rehabilitasi DAS Menoreh 250 Hektare


PT Bharinto Ekatama (BEK), anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), menuntaskan program penanaman dalam rangka rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Menoreh. Proses rehabilitasi di area seluas 250 hektare (ha) ini mencapai tingkat keberhasilan 97,48%.
Penilaian keberhasilan program ini dilakukan pada Februari 2025 pada area rehabilitasi BEK seluas 250 ha di Kulon Progo (DIY) dan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah). Tim evaluator terdiri atas Direktorat Teknik Konservasi Tanah dan Reklamasi Hutan (TKTRH) Kementerian Kehutanan, Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) Serayu Opak Progo, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY dan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX.
“Dengan nilai di atas 97%, program penanaman yang dilakukan oleh BEK dinyatakan berhasil dengan sangat memuaskan," ujar Direktur TKTRH Sri Handayaningsih, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/3).
Keberhasilan program penanaman di kawasan Menoreh akan menjadi percontohan rehabilitasi DAS, karena memberikan kontribusi terhadap konservasi ekosistem, sosial-ekonomi, dan kelembagaan masyarakat, yang berorientasi keberlanjutan. Menurut Sri, rehabilitasi DAS Menoreh memiliki nilai strategis nasional untuk membangun menara air alami yang menopang destinasi super-prioritas Borobudur.
Rehabilitasi lahan pada umumnya menggunakan pendekatan pengayaan dan silvikultur intensif yang berfokus kepada pemulihan ekologi dan memperbanyak tegakan tanaman. Namun, kegiatan penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS Menoreh yang dijalankan oleh BEK menggabungkan pendekatan lingkungan dan ekonomi, atau agroforestri berbasis pemberdayaan masyarakat.
Konsep pemberdayaan masyarakat setempat diwujudkan melalui keterlibatan langsung Kelompok Tani Hutan (KTH). Sebanyak 1.921 petani yang tergabung dalam 32 KTH dari 17 desa atau kelurahan di delapan kecamatan, terlibat aktif dalam program ini.
Dalam paparan hasil penilaian, disebutkan di beberapa desa dan KTH, tingkat keberhasilan penanaman mencapai 100% yang artinya seluruh tanaman yang dikelola petani berstatus hidup dan tumbuh aktif.
BEK memberikan bibit tanaman, bimbingan teknis, serta pelatihan budidaya bagi petani dalam perjalanan penyiapan, penanaman, hingga masa pascapanen. Secara total, terdapat 109.853 batang pohon yang saat ini dikelola petani, sebagian besar berupa jenis tanaman produktif bernilai ekonomi tinggi, sesuai kondisi agroklimat dan aspirasi masyarakat.
Pohon buah premium seperti alpukat, durian, kelengkeng, petai, mangga, dan manggis, kini sudah dapat dinikmati. Hasil panen petani ditampilkan di ajang Pasar Tani yang dilakukan pada akhir Februari 2025 di Desa Gerbosari, Kulon Progo.
Memanfaatkan Pendekatan Agroforestri
Direktur ITMG Ignatius Wurwanto menyatakan apresiasi atas kerja sama para pemangku kepentingan yang sudah berjalan sejak program ini diinisiasi pada November 2021.
“Pendekatan agroforestri yang dijalankan ITMG dalam kontribusinya di program rehabilitasi DAS Menoreh diharapkan dapat mendukung pelestarian lingkungan sekaligus ketahanan pangan, sejalan dengan Asta Cita yang diusung Pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Wurwanto.
Sri mengatakan kegiatan rehabilitasi DAS yang difasilitasi pemegang PPKH selaras dengan target FOLU Net Sink 2030. Target tersebut adalah strategi nasional untuk mencapai penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui pengelolaan hutan dan lahan yang lebih baik.
Tahap akhir dari program ini adalah serah terima hasil rehabilitasi DAS Menoreh oleh BEK kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan. Kemudian, lahan yang sudah direhabilitasi diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DIY dan Jawa Tengah pada 21 Maret 2025. Momen ini akan menjadi simbol keberhasilan BEK dalam menciptakan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat.