Transaksi Bursa Karbon RI Diklaim Lebih Besar dari Bursa Malaysia dan Jepang


Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Imam Rachman, mengatakan transaksi Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bursa karbon Malaysia dan Jepang.
Imam menyebut IDX Karbon di Indonesia dengan Malaysia diluncurkan dengan jarak waktu yang tidak terlalu jauh, namun transaksi perdagangan karbon di IDX Karbon mencatatatkan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia.
“IDX Karbon jika dibandingkan dengan bursa Malaysia yang juga diluncurkan hampir bersamaan, transaksinya ternyata tujuh kali lebih banyak,” ujar Imam dalam rangkaian acara CarboNEX, di Jakarta, Selasa (22/4).
Selain Malaysia, jumlah transaksi karbon di Indonesia juga lebih besar dua kali lipat jika diabandingkan dengan bursa karbon di Jepang. Sampai dengan 17 April 2025 volume perdagangan bursa karbon di Indonesia telah mencapai 1,59 juta ton dengan nilai transaksi sebesar Rp 77,91 miliar.
“Total pengguna jasa juga meningkat, pada awal pengukaan dari 16 partisipan menjadi 111 pengguna jasa,” ujarnya.
Sebelumnya, BEI bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan Perdagangan Internasional Perdana Unit Karbon Indonesia melalui IDXCarbon pada 20 Januari 2025.
Peresmian ini merupakan salah satu milestone penyelenggaraan perdagangan karbon di Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi gerbang awal terciptanya kolaborasi untuk implementasi perdagangan karbon luar negeri.
Dalam peluncuran itu, terdapat lima proyek pengurangan emisi yang berasal dari sektor energi dan memperoleh otorisasi untuk perdagangan internasional. Pertama, yaitu Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4. Kedua, konversi dari pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2. Ketiga, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.
Kemudian keempat, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi Baru PLTGU PJB Muara Karang Blok 3, dan kelima, konversi dari pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar.