Bursa Karbon Indonesia Targetkan Raih 150 Pengguna Jasa hingga Akhir 2025


Bursa Karbon Indonesia menargetkan 150 pengguna jasa hingga akhir 2025, baik yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara.
Per 17 April 2025, telah ada sebanyak 111 pengguna jasa IDXCarbon, atau meningkat 587 persen dibandingkan sebanyak 16 partisipan saat peluncuran pada 26 September 2023.
“Target kita tahun ini 150 pengguna jasa,” ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik kepada awak media di Gedung BEI, Selasa (22/4).
Demi mencapai target itu, IDXCarbon akan terus melakukan sosialisasi ke berbagai negara, di antaranya Korea Selatan dan Jepang yang dinilai memiliki potensi tinggi dalam perdagangan karbon.
“Yang kita lihat potensial itu Korea dan Jepang. Jepang juga sudah menandatangani kerja sama dengan Indonesia,” ujar Jeffrey.
Menurutnya, Jepang menjadi salah satu negara prioritas karena sudah memiliki kerja sama yang ditandatangani dengan pemerintah Indonesia.
Sementara itu, Ia menilai Korea Selatan sebagai pasar potensial yang sedang dijajaki untuk tujuan sosialisasi lebih lanjut. Dalam perdagangan karbon domestik, pengguna jasa (perusahaan) swasta masih mendominasi sebagai pembeli unit karbon.
Namun, ia memastikan juga terdapat perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang terlibat dalam perdagangan unit karbon. “Ada BUMN juga, tapi yang dominan masih dari sektor swasta,” ujar Jeffrey.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, capaian transaksi perdagangan IDXCarbon lebih tinggi dibandingkan bursa- bursa karbon di negara lain.
Ia menyebut, capaian transaksi perdagangan IDXCarbon mencapai dua kali lipat dibandingkan bursa karbon di Jepang, juga yang ada di Thailand dan Vietnam.
Sejak diluncurkan pada 26 September 2023, Iman mengungkapkan nilai transaksi IDXCarbon mencapai Rp77,91 miliar dengan volume transaksi mencapai 1.598.703 tCO2e (ton ekuivalen) unit karbon hingga 17 April 2025. Capaian itu melebihi volume transaksi perdagangan karbon sepanjang tahun 2024 yang sebesar 413.764 tCO2e, serta sepanjang tahun 2023 yang sebesar 494.254 tCO2e.