PLTP Lahendong Milik PGE Jadi Unit Paling Diminati di Bursa Karbon Indonesia

Image title
28 April 2025, 17:56
PLTP Lahendong
Katadata
PLTP Lahendong
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong milik PT Pertamina Geothermal Energy menjadi unit karbon paling diminati dalam perdagangan sertifikat penurunan emisi (SPE) di Bursa Karbon atau IDXCarbon.

 Direktur pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan terdapat tujuh unit karbon yang ditransaksikan di Bursa Karbon Indonesia saat ini.

“Dari 1,59 juta ton CO2e yang ditransaksikan, 56% atau setara 899 ribu ton adalah dari proyek Lahendong milik Pertamina,” ujar Jeffrey saat dikonfirmasi Katadata usai  Seminar Strategi Upscaling Bisnis Karbon : Optimalisasi Peluang Di Pasar Domestik dan Internasional, di Jakarta, Senin (28/4).

Jeffrey mengatakan sisa dari SPE yang ditransaksikan berasal dari beberapa proyek milik PT PLN (Persero). Adapun proyek  yang ditransaksikan terbanyak kedua adalah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Sumbagut 2 sebesar 21,74% atau setara 347,557 ton.

Sedangkan peringkat ketiga ditempati pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang dengan capaian 283,112 ton atau setara 17,71%. Kemudian PLTGU Priok Blok 4 dengan presntase 2,38% atau setara dengan 38,117 ton.

Kemudian di peringkat ke-lima ditempati oleh proyek konversi dari pembangkit single cycle menjadi combine cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar dengan volume 30,005 ton atau setara 1,88%

Sedangkan pada peringkat ke enam dan tujuh ditempati oleh pembangkit listrik tenaga air minihidro (PLTM) gunung Wugul dengan volume 694 ton atau setara 0,04% dan PLTGU Grati Blok 2 dengan volume 317 ton atau setara 0,02 %.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan total unit karbon yang terjual berasal dari tujuh proyek yang dapat mendaftarkan dirinya pada Bursa Karbon.

“Sekarang kita punya 7 proyek dengan total proyeknya sekitar 3 jutaan dengan 900 ribu sudah di retairment,” ujar Denny.

Denny mengatakan penjualan tersebut menciptakan penghasilan atau transaksi sebesar Rp 78 miliar sampai dengan April 2025. Dengan penjualan tersebut dan jumlah proyek itu, jumlah karbon yang dapat diperjualbelikan telah mencapai sebesar 2,2 juta ton.

Sementara jumlah pengguna jasa baik yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara berjumlah 112. Angka tersebut meningkat cukup besar jika dibandingkan pada awal peluncuran sebanyak 16 partisipan.

 “Ada 112. Tetapi yang menggunakan udah sekitar 1176. Jadi ternyata ada banyak juga individual yang pakai karbon market ini untuk meng-offset (pengeluaran karbon),” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...