Nasib Tambang Nikel di Raja Ampat: PT ASP Berpotensi Kena Sanksi Pidana


Kementerian Lingkungan Hidup memperingatkan PT Anugerah Surya Pratama yang melakukan aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya berpotensi terkena sanksi pidana. Pemerintah menemukan, perusahaan melakukan pencemaran akibat kolam pengendapan yang jebol dan aktivitas di kawasan suaka alam yang dilindungi.
"Terhadap indikasi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, akan dilakukan penegakan hukum pidana dan gugatan perdata," kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Jakarta, Minggu (9/6), seperti dikutip dari Antara.
Kementerian Lingkungan Hidup pun telah memasang papan pemantauan di lokasi perusahaan di Pulau Manuran dan Pulau Waigeo, yang keduanya merupakan bagian dari Kepulauan Raja Ampat.
Hanif mengatakan, juga berencana menginstruksikan Bupati Raja Ampat untuk meninjau ulang izin lingkungan untuk Pulau Manuran yang tergolong pulau kecil, serta untuk Pulau Waigeo yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam.
PT Anugerah Surya Pratama mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 1.173 hektare (ha) di Pulau Manuran dan 9.500 ha di Pulau Waigeo.
Kementerian juga akan menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua Barat berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang mengutamakan perlindungan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
“Kementerian memastikan seluruh perizinan dan kegiatan usaha harus sesuai dengan perlindungan ekosistem dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” kata Hanif.
Selain PT ASP, ada tiga perusahaan tambang nikel lainnya di Raja Ampat yang tengah diperiksa Kementerian Lingkungan Hidup, yakni PT Gag Nikel yang beroperasi di Pulau Gag, PT Kawei Sejahtera Mining di Pulau Kawei, dan PT Mulia Raymond Perkasa di Pulau Manyaifun.
Hanif menegaskan kembali komitmennya dalam penegakan hukum dan pemulihan ekosistem mengingat peran penting Kepulauan Raja Ampat sebagai rumah bagi 75% spesies karang dunia dan ribuan spesies endemik.
Ia mengingatkan, potensi alam yang luar biasa ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai destinasi wisata kelas dunia sekaligus Geopark Global UNESCO.