UNDP dan Clean Rivers Jadikan Surabaya Percontohan dalam Penanganan Sampah


Pemerintah Indonesia, UNDP, dan Clean Rivers Ltd, perusahaan yang berbasis di Abu Dhabi, akan menjadikan Kota Surabaya sebagai lokasi gelombang pertama proyek kemitraan dalam penanganan sampah plastik sungai. Inisiatif ini bertujuan untuk mencegah kebocoran sampah plastik di perairan laut Indonesia.
Program yang akan dilaksanakan selama tiga tahun sejak awal 2025 ini diharapkan turut berkontribusi memperkuat koordinasi dan kolaborasi lintas lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, dan komunitas untuk menangani sampah yang masuk ke badan dan aliran sungai.
Dalam kunjungannya ke Kota Surabaya pada 20 Mei 2025, tim yang dipimpin Rofi Alhanif, Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, melakukan audiensi bersama jajaran Pemerintah Kota Surabaya. Mereka juga berkunjung ke lokasi kegiatan di Kali Tebu.
"Penanggulangan sampah di aliran Kali Tebu memang dibutuhkan untuk mencegah sampah ini masuk ke perairan laut. Dengan perlengkapan yang saat ini terpasang di aliran sungai, serta peran dari masyarakat di area tersebut, tentunya (kolaborasi) penanganan sampah di lokasi ini akan lebih maksimal," ujar Ikhsan, Sekretaris Daerah Kota Surabaya, dalam siaran pers, Minggu (15/6).
Kondisi pencemaran dan penanganan sampah di badan dan aliran sungai di kota-kota besar terus mendapat perhatian besar dari masyarakat. Kewenangan terkait pengelolaan sungai di Indonesia menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam penanganan sampah yang ada di bantaran dan aliran sungai di Indonesia.
Beberapa situasi ditunjukkan dalam penanganan sampah yang belum maksimal, serta keberadaan bangunan liar yang ikut memicu sampah masuk ke aliran sungai. Kebocoran sampah sungai ke laut masih terus terjadi setiap hari.
"Dukungan program ini tentunya hanya satu dari berbagai upaya penanganan sampah yang kita kolaborasikan bersama, termasuk beberapa upaya lainnya seperti pendekatan sirkular ekonomi dan penanganan sampah yang turut dikelola oleh kelompok masyarakat," ujar Rofi Alhanif.
Sementara itu, Deboran Backus, CEO Clean Rivers Ltd, mengatakan kemitraan dengan UNDP Indonesia dan pemerintah Indonesia ini merupakan bentuk komitmen dari perusahaan bersama Pemerintah Kota Surabaya untuk mentransformasi penanganan sampah di sungai. Program ini juga mendapatkan dukungan pendanaan dari pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Inisiatif Bank Sampah dan Gerakan Sedekah Sampah
Pemerintah Kota Surabaya mencatat kapasitas penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo saat ini terbatas sebanyak 1.530 ton per hari. Dengan timbulan sampah yang mencapai 1.810 ton per hari, kondisi ini meninggalkan hampir 300 ton sampah per hari yang masih membutuhkan penanganan sampah melalui peran aktif bank sampah, kelompok masyarakat, penanganan sampah organik, dan lain-lain.
Pada kesempatan tersebut, Clean Rivers, UNDP, dan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) juga mengunjungi salah satu kelompok Gerakan Sedekah Sampah (GRADASI) yang ada di Kelurahan Balas Klumprik. Kelompok tersebut merupakan salah satu bentuk integrasi penanganan sampah berbasis komunitas.
Bank Sampah dan Gerakan Sedekah Sampah di RW 05 Kelurahan Balas Klumprik mengelola sampah organik menjadi pakan ternak. Mereka juga memiliki inisiatif penanaman mangrove dan urban farming sehingga tidak hanya mengelola sampah dengan efektif tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan pangan lokal.
Peran Bank Sampah dan GRADASI menjadi solusi atas krisis sampah plastik di sungai yang diwujudkan melalui kolaborasi erat antara pemerintah, mitra pembangunan, dan masyarakat. Inisiatif ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk ikut bergerak. Program semacam ini diharapkan dapat menciptakan perubahan yang mendorong Indonesia lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.