BMKG: Kabupaten Bima Masuk Kekeringan Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi terjadi hujan sangat kecil di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dasarian II Agustus 2025 dari tanggal 11 hingga 20 Agustus mendatang. Kabupaten Bima bahkan telah masuk kategori kekeringan ekstrem karena selama 75 hari tanpa hujan (HTH).
Kondisi ini terpantau melalui Pos Hujan Wera di Kabupaten Bima. Selain itu, ada beberapa wilayah lainnya di NTB yang mengalami kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari tanpa hujan) yakni di Kabupaten Sumbawa, yang terpantau di Pos Hujan Lape dengan 77 hari tanpa hujan dan Pos Hujan Rhee dengan 61 hari tanpa hujan.
"Peluang terjadinya hujan dengan intensitas lebih dari 20 milimeter per dasarian sebesar kurang dari 10% yang terjadi di seluruh wilayah NTB," ujar Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana, di Mataram, Senin (11/8), seperti dikutip Antara.
Nindya mengatakan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2025 secara umum berada pada kategori rendah, dari angka nol sampai 50 milimeter per dasarian. Ia menyebut hanya ada sebagian kecil wilayah dengan kategori curah hujan menengah (51-150 milimeter per dasarian). Wilayah ini berada di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara. Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2025 bervariasi pada kategori bawah normal (BN) hingga atas normal (AN).
"Curah hujan tertinggi terpantau di Pos Hujan Lenenk Duren, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 86 milimeter per dasarian," kata Nindya.
Secara umum, berdasarkan pemantauan BMKG di NTB, beberapa wilayah mengalami kategori pendek (6-10 hari tanpa hujan) hingga sangat panjang (31-60 hari tanpa hujan).
Pada 11 Agustus 2025, BMKG melalui data satelit mendeteksi ada 44 titik panas di NTB. Mayoritas titik panas itu berada di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Bima. "Kondisi angin secara umum bertiup dari arah tenggara-selatan dengan kecepatan 5-30 km per jam," ujar Nindya.
