OIC: Setop Perdagangan Orang Utan

Image title
Oleh Antara
20 Agustus 2025, 14:02
orang utan, perdagangan, satwa dilindungi
ANTARA FOTO/Aditya Nugroho/nz
Seorang sukarelawan Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) mengambil gambar Orang Utan subspesies Pongo Pygmaeus Morio di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (22/4/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Eksekutif Orangutan Information Center (OIC) Syafrizaldi Jpang mengimbau masyarakat untuk berhenti memperdagangkan orang utan. Perdagangan satwa dilindungi tersebut masih marak terjadi bahkan lintas negara.

"Orang utan itu satwa endemik Indonesia. Rumahnya di sini. Kampanye ini adalah seruan agar kita bersama-sama menghentikan perdagangan satwa dilindungi dan menjaga habitatnya," ujar Syafrizaldi, di Aceh Selatan, Selasa (19/8).

Pernyataan itu disampaikan Syafrizaldi di sela-sela Festival Love for Orang Utan (OU Fest) 2025 dengan tagar #KawalJanganDijual. Festival tersebut berlangsung di Taman Hutan Raya (Tahura) Trumon, Aceh Selatan.

"Miris, perayaan Festival Orang Utan 2025 diwarnai masih maraknya perdagangan ilegal baik orang utan dalam kondisi hidup maupun tak bernyawa," ujarnya.

Pada 2024 lalu, tiga pedagang orang utan ditangkap kepolisian di Aceh Tamiang. Dalam penangkapan itu, seekor bayi orang utan berhasil diselamatkan dari ransel penjual. Tidak lama setelah peristiwa itu, Tim Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup juga berhasil menggagalkan transaksi jual beli dua bayi orang utan di Melawi, Kalimantan Barat.

"Meskipun kedua kasus itu tidak saling berhubungan, korbannya sama, yaitu orang utan," ujarnya.

Penyelundupan Orang Utan

Pada Februari 2025, otoritas Thailand menyita tiga bayi orang utan asal Indonesia yang diselundupkan melalui Malaysia. Pada Mei 2025, aparat berwenang Thailand juga menggagalkan penjualan dua bayi orang utang dan menangkap pelakunya.

"Sebelumnya, otoritas kita juga berhasil membongkar jaringan perdagangan tengkorak satwa. Hasilnya, 78 tengkorak primata disita. Sebagian itu terkonfirmasi sebagai orang utan," kata Syafrizaldi.

Ia mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk memahami bahwa orang utan bukan komoditas perdagangan. Orang utan adalah satwa kunci yang menjaga keseimbangan hutan dan kehidupan manusia.

Festival Orang Utan 2025 yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Orang Utan Sedunia pada 19 Agustus itu juga menghadirkan ruang belajar sekaligus kampanye konservasi yang meriah.

“Semoga festival ini meningkatkan kesadaran bahwa hutan adalah habitat asli orang utan dan warisan penting yang harus kita jaga bersama,” kata Syafrizaldi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...