Cuaca Ekstrem di Musim Hujan, Lumbung Pangan Pakistan Terancam Banjir
Pakistan mengatakan wilayah Punjab, termasuk kota terbesar kedua Lahore, menghadapi risiko banjir yang “sangat tinggi hingga luar biasa tinggi” akibat kombinasi cuaca ekstrem hujan deras dan keputusan India untuk melepaskan air dari dua bendungan.
India dan Pakistan, dua negara yang menjadi musuh bebuyutan, telah dilanda hujan muson yang intens dan banjir dalam beberapa pekan terakhir. Pembukaan air berlebih dari bendungan India mengancam akan menyebabkan banjir lebih lanjut di sebagian wilayah Punjab, yang berfungsi sebagai lumbung pangan negara dan menjadi tempat tinggal bagi setengah dari 240 juta penduduk Pakistan.
Pakistan dan India telah berada dalam situasi tegang sejak konflik singkat pada bulan Mei, pertempuran terparah dalam puluhan tahun, dan banjir yang disalahkan pada India dapat memperburuk hubungan kedua negara.
Otoritas Pengelolaan Bencana Provinsi Pakistan mengatakan, India telah membuka semua pintu bendungan Thein di Sungai Ravi. Namun, Kementerian Sumber Daya Air India tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Pengumuman tersebut datang sehari setelah Pakistan menerima peringatan kedua dari India bahwa mereka berencana untuk melepaskan air dari Bendungan Madhopur yang sedang cepat terisi. Kedua bendungan tersebut terletak di Sungai Ravi, yang mengalir dari Punjab India ke Pakistan.
Sumber lain dari India mengatakan New Delhi berbagi informasi dengan Islamabad atas dasar kemanusiaan untuk membantu mencegah bencana, karena hujan lebat juga telah menyebabkan kerusakan parah di India.
Ribuan Orang Dievakuasi
Pakistan telah memulai evakuasi paksa pada Jumat (22/8). Jumlah orang yang mengungsi di Punjab Pakistan kini melebihi 150 ribu orang, termasuk hampir 35 ribu orang yang meninggalkan daerah tersebut secara sukarela setelah peringatan banjir sejak 14 Agustus, menurut otoritas nasional.
Pihak berwenang sedang mengevakuasi warga dari ratusan desa di sekitar tiga sungai - Ravi, Sutlej, dan Chenab - di provinsi Punjab, dan evakuasi terus berlanjut dengan bantuan pasukan militer.
Ketiga sungai tersebut saat ini mengalami banjir sedang hingga parah, meskipun hujan lebat diperkirakan akan terjadi di Punjab dan Kashmir Pakistan dalam 12 hingga 24 jam ke depan.
"Enam belas desa saat ini berisiko terkena banjir," kata Wakil Komisaris Saba Asghar Ali setelah mengunjungi Kota Pasrur dekat perbatasan India.
Ia menyebut pengaturan untuk makanan, obat-obatan, toilet, dan kebutuhan lainnya telah disiapkan di kamp-kamp pengungsian yang didirikan di wilayah tersebut.
“Akibat perubahan iklim, sungai-sungai di wilayah timur mengalami curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan masa lalu,” kata Kazim Raza Pirzada, Menteri Irigasi Provinsi Punjab.
Jumlah korban tewas akibat banjir di Pakistan sejak awal musim hujan pada akhir Juni kini mencapai 802 orang. Setengah dari korban tewas itu merupakan korban banjir bandang yang terjadi pada bulan ini. Sekitar 68 orang dilaporkan tewas di Kashmir India pada bulan ini, termasuk delapan orang pada Selasa (26/8).
Wilayah utara Pakistan, Gilgit Baltistan, mengalami pencairan gletser yang semakin cepat, sementara kota selatan Karachi sebagian terendam banjir pekan lalu.
