Belantara Foundation Ajak Perusahaan Jepang Tanam Pohon di Tahura SSH Riau
Belantara Foundation dan mitra sektor swasta asal Jepang, Vanfu, Inc., menanam bibit pohon di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau. Bibit pohon yang ditanam antara lain balangeran (Shorea balangeran) dan balam (Palaquium hexandrum), yang termasuk kategori pohon langka yang perlu dilestarikan.
Gerakan penanaman pohon yang dilaksanakan untuk menyambut Hari Ozon Sedunia 2025 itu merupakan hasil kerja sama Belantara Foundation dengan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura dan Kelompok Tani Hutan yang menjadi mitra Tahura SSH.
Peringatan Hari Ozon Sedunia yang jatuh pada 16 September 2025 akan mengusung tema "From Science to Global Action" atau "Dari Sains ke Aksi Global". Ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman seluruh elemen masyarakat, termasuk sektor swasta, tentang pentingnya kolaborasi dalam menjaga dan melindungi lapisan ozon yang semakin terkikis.
Peringatan ini juga membuka kesempatan bagi sektor swasta untuk berkontribusi dalam upaya merestorasi lahan yang telah terdegradasi dan mendukung Pemerintah Provinsi Riau menurunkan gas rumah kaca yang kian mengancam lapisan ozon.
Pemulihan Hutan
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna, mengatakan Forest Restoration Project: SDGs Together! adalah program pemulihan hutan yang diharapkan dapat membantu upaya mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro pada ekosistem hutan. Program ini juga bertujuan mengurangi risiko kerusakan lingkungan seperti erosi dan tanah longsor, tercemarnya sumber air, turunnya muka air tanah, kebakaran lahan, serta polusi udara.
Pemulihan areal hutan terdegradasi juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, dan populasi satwa liar beserta habitat alaminya. Tidak hanya mendukung pemulihan hutan, program ini juga diharapkan akan mampu mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan
“Sesuai dengan misi dari UNSDGs, yaitu No one left behind dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kami menggunakan pendekatan kolaborasi multipihak, salah satunya dengan mengajak mitra sektor swasta dari Jepang untuk berkontribusi pada pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia khususnya Pulau Sumatera," kata Dolly yang juga menjadi pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Representative Director APP Japan Ltd., Tan Ui Sian, mengatakan pihaknya akan lebih bersemangat mengajak multi-stakeholders di Jepang untuk mendukung Forest Restoration Project: SDGs Together! ini. Saat ini, program tersebut berfokus untuk mendukung SDGs ke-12, yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Kemudian, target SDGs ke-13 mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, serta target SDGs ke-15 melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem. Tak ketinggalan target SDGs ke-17, yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
“Kerja sama dengan KPHP Minas Tahura telah memasuki tahap ke-5 dan bagi kami telah memberikan nilai tambah lebih besar untuk mengembangkan program dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di Jepang. Kami berharap dapat mengajak multi-stakeholders dari mancanegara lebih luas lagi untuk mendukung program Forest Restoration Project: SDGs Together," kata Tan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, menuturkan kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Tahura SSH memiliki luas lebih dari 6.000 hektare. Sayangnya, saat ini sebagian besar wilayah tersebut telah mengalami deforestasi dan degradasi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan, pembalakan liar dan lain sebagainya.
“Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui kegiatan perlindungan dan restorasi hutan. Upaya ini tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu adanya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak," ujar Sri.
Ia mencontohkan program yang digagas bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang pada pertengahan 2022 lalu, yaitu Forest Restoration Project: SDGs Together. Program ini berupaya memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi agar ekosistem hutan dapat berkontribusi untuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta mendukung pemenuhan NDC Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau.
