Senat AS Selidiki Dugaan Lobi Industri Fosil di Balik Pencabutan Aturan Iklim
Komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum Senat Amerika Serikat (AS) meluncurkan penyelidikan terkait dugaan lobi industri bahan bakar fosil yang mendorong pemerintahan Donald Trump membatalkan endangerment finding, aturan dasar yang menjadi landasan hampir seluruh regulasi iklim AS.
Dilansir dari The Guardian, komite tersebut mengirim surat kepada sekitar dua lusin perusahaan, termasuk raksasa minyak Exxon, Chevron, Shell, dan BP, serta produsen batu bara, perusahaan otomotif, asosiasi dagang, firma hukum, dan sejumlah lembaga think tank pro-fosil.
Surat itu meminta dokumen dan komunikasi terkait deklarasi tahun 2009 tersebut, sejak Trump terpilih kembali pada November hingga Badan Lingkungan Hidup (EPA) mengumumkan rencana pencabutan aturan itu pada Juli lalu.
Endangerment finding menetapkan bahwa karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya berbahaya bagi kesehatan masyarakat, sekaligus memberi kewenangan kepada EPA untuk mengatur emisi berdasarkan Clean Air Act.
Senator Demokrat Sheldon Whitehouse menyebut langkah pencabutan aturan ini sebagai tindakan “tidak bertanggung jawab, meragukan secara hukum, dan bertentangan dengan misi inti EPA”. Ia menilai industri bahan bakar fosil memiliki peran besar dalam mendorong keputusan tersebut.
Karena Senat dikuasai Partai Republik, Demokrat tidak dapat memaksa pemanggilan dokumen. Namun, komite tetap mengharapkan perusahaan-perusahaan yang disurati akan mematuhi permintaan.
Pencabutan endangerment finding merupakan bagian dari langkah lebih luas pemerintahan Trump yang telah membatalkan puluhan aturan iklim sejak kembali berkuasa pada Januari 2025. Dua organisasi lingkungan juga menggugat pemerintah karena diduga secara rahasia membentuk kelompok penentang iklim guna mendukung upaya ini.
“Motif utamanya adalah membantu bahan bakar fosil tetap bertahan hidup,” kata Whitehouse.
