Indonesia Bawa Diplomasi Hijau, Unggulkan Hutan Tropis dan Laut
Delegasi Indonesia membawa misi diplomasi hijau dalam Leaders Summit yang mengawali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 di Kota Belem, Brasil. Indonesia akan melindungi dua sistem ekologi utama dunia: hutan tropis dan laut yang menjadi penyangga iklim Bumi.
Dalam sesi bertemua "Iklim dan Alam: Hutan dan Laut", Indonesia menegaskan target aksi iklim untuk menghentikan deforestasi pada 2030, memperluas restorasi ekosistem hutan tropis, dan memperkuat kerja sama dengan Tropical Forest Forever Fund (TFFF).
TFFF, yang diinisiasi oleh Pemerintah Brasil, merupakan mekanisme pembiayaan untuk negara-negara yang memiliki hutan tropis.
"Keadilan iklim memastikan masyarakat adat dan komunitas lokal menjadi garda depan konservasi dan mendapatkan manfaat yang adil dari alam yang mereka jaga," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, di Belem, Jumat (7/11).
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, pada kesempatan tersebut menyatakan rakyat tidak memahami istilah karbon tetapi mereka memahami bagaimana kerugian yang harus mereka derita saat musim banjir melanda.
"Kebijakan iklim harus nyata bagi kehidupan masyarakat," kata Presiden Lula.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan dunia harus mempercepat perlindungan alam.
"Menjaga hutan dan laut -penyerap karbon alami dunia- adalah kunci untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius," kata Guterres.
Inisiatif Karbon Biru
Hanif mengungkapkan Indonesia memperluas inisiatif karbon biru (blue carbon) untuk memperkuat ketahanan pesisir, menekan pencemaran laut dari sampah laut dan mikroplastik, serta membangun ekonomi maritim berbasis masyarakat.
Indonesia juga mendukung deklarasi "Seruan Aksi untuk Pengelolaan Kebakaran Terpadu" dengan menawarkan pengalaman pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis teknologi dan komunitas.
Aliansi negara-negara hutan tropis, dari Amazon hingga Indonesia, menyuarakan pesan bersama: tanpa keadilan sosial dan perlindungan alam, tidak akan ada keadilan iklim.
