Newsom: Keputusan Trump Tidak Hadir di COP30 adalah Suatu Kebodohan

Hari Widowati
12 November 2025, 14:37
Newsom, COP30, perubahan iklim
COP30 Brasil Amazonia/Aline Massuca
Gavin Newsom, Gubernur California, mengunjungi Paviliun Jerman di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 yang berlangsung di Kota Belem, Brasil.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gubernur California Gavin Newsom menyebut ketidakhadiran Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi iklim penting Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) COP30 sebagai "kebodohan yang terus berlanjut." Dalam wawancara khusus dengan Associated Press (AP), Newsom menyebut keputusan ini berisiko membuat AS tertinggal sebagai kekuatan ekonomi.

Newsom, seorang politisi Demokrat yang mengincar pencalonan presiden pada 2028, sejauh ini merupakan tokoh paling menonjol di antara beberapa gubernur dan wali kota AS dalam perundingan iklim PBB yang diselenggarakan di Belem, Brasil.

Mereka hadir di Belem untuk memberi tahu dunia bahwa sebagian besar pemimpin AS telah melakukan yang terbaik. Meskipun, kebijakan pemerintahan Trump membatalkan peraturan lingkungan dan membantu produksi bahan bakar fosil.

Seperti yang dilakukannya selama masa jabatan pertamanya, Presiden Donald Trump juga menarik AS dari Perjanjian Paris 2015.

Kehadiran Newsom sebagai gubernur negara bagian terpadat di AS ini kontras dengan ketidakhadiran Trump. Ia mengatakan keputusan Trump untuk melewatkan perundingan menunjukkan kepada dunia: "Kalian tidak penting, kami tidak peduli."

"Gagasan bahwa kita bisa membangun tembok, kita bisa membangun penghalang, kita bisa menerapkan tarif, kita bisa mengacungkan jari tengah, dan kemudian berpaling adalah kegilaan," kata Newsom dalam wawancara eksklusif dengan Associated Press di perundingan iklim di Belem, Brasil.

"Dan setiap negara lain di dunia memahami hal itu. Itulah sebabnya setiap negara lain di dunia ini bergerak ke arah yang berbeda."

Transisi Energi Hijau dan Dominasi Cina

Newsom mengatakan bahkan Rusia dan Arab Saudi pun mulai menerapkan kebijakan hijau, tetapi Trump tidak. UNFCCC menyebut hanya empat negara yang absen dari negosiasi yang disebut COP30: Afghanistan dan Myanmar yang dilanda pertikaian, San Marino, dan AS, yang selama seabad telah melepaskan lebih banyak karbon dioksida yang memerangkap panas ke udara daripada negara lain mana pun.

California, dengan hampir 40 juta penduduk, merupakan pusat ekonomi utama dan berada di garis depan kebijakan iklim nasional AS. Namun, pemerintahan Trump telah berupaya untuk membatasi kewenangan negara bagian dalam menetapkan kebijakan iklim yang agresif. Terutama, dengan memblokir peraturan California yang melarang penjualan mobil baru bertenaga bensin dalam dekade mendatang.

“Pemerintahan Trump ini, para pengikutnya, dan Kongres yang otoriter yang dipimpin oleh Ketua DPR (Mike) Johnson, semakin memperparah kebodohan,” kata Newsom kepada AP.

Ia menambahkan, AS menyerahkan energi murah, energi hijau, infrastruktur, dan manufaktur rantai pasok kepada negara lain, terutama Cina. “Dan mereka akan memangkas waktu kita secara ekonomi kecuali kita menyadari keharusan ekonomi dan peluang pertumbuhan kembali rendah karbon,” ujarnya.

Trump, yang secara aktif meminta dana dari industri bahan bakar fosil selama kampanye terakhirnya, melakukan deregulasi besar-besaran terhadap industri yang menghasilkan gas yang memerangkap panas dan memangkas subsidi untuk energi terbarukan. Trump menyebut kebijakan ini akan membuat AS -produsen minyak nomor 1 dunia- meraih kemandiri energi dan harga energi yang lebih murah.

“Gubernur Newscum terbang jauh-jauh ke Brasil untuk menggembar-gemborkan Penipuan Energi Hijau, sementara rakyat California membayar harga energi tertinggi di negara ini. Memalukan!” kata juru bicara Gedung Putih Taylor Rogers dalam sebuah pernyataan, menyebut salah satu julukan favorit Trump untuk Newsom.

“Presiden Trump tidak akan membiarkan kepentingan terbaik rakyat Amerika terancam oleh Penipuan Energi Hijau. Mimpi-mimpi hijau ini membunuh negara lain, tetapi tidak akan membunuh negara kita berkat agenda energi akal sehat Presiden Trump,” ujar Rogers.

Gavin Newsom
Gavin Newsom, Gubernur California bersalaman dengan Andre Correa do Lago, Presiden COP30, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Iklim COP30 di Belem, Brasil.  (COP30 Brasil Amazonia/Rafa Neddermeyer)

Dampak Perubahan Iklim di California dan Seluruh Dunia

Newsom mengatakan perubahan iklim tidak dapat disangkal, meskipun Trump menyebutnya hoaks.

"Jika Anda tidak percaya pada sains, dan banyak orang tampaknya tidak percaya, Anda harus percaya pada mata Anda sendiri," kata Newsom.

Ia menyebut suhu malam hari yang menghangat dan panas yang memecahkan rekor secara global, pengasaman lautan berdampak pada terumbu karang dunia. Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional, suhu California telah menghangat 1 derajat Celsius dalam 30 tahun terakhir — sedikit lebih tinggi daripada AS secara keseluruhan — dan menerima hampir 7 inci hujan (17,7 cm) lebih sedikit daripada tahun 1995.

Beberapa kebakaran hutan terbesar dan paling merusak di California dalam sejarah telah terjadi dalam lima tahun terakhir. Ini termasuk dua kebakaran hebat di bulan Januari yang menghancurkan permukiman di dalam dan sekitar Los Angeles. Sementara itu, musim dingin sebelumnya membawa curah hujan yang memecahkan rekor karena beberapa sungai atmosfer menghantam negara bagian tersebut.

“Saya merasa terhormat mewakili salah satu negara bagian yang paling diberkati sekaligus paling terkutuk di dunia, yang berada di ujung tombak dampak perubahan iklim. Bagaimana dengan krisis kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir yang terjadi secara bersamaan?” kata Newsom.

Sasaran dan Tantangan Iklim California yang Ambisius

Di dalam negeri, Newsom telah menghadapi realitas ekonomi dan politik dalam mengejar tujuan ambisius negara bagian untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045, atau mengurangi polusi karbon dari atmosfer sebanyak yang dipancarkan.

Baru-baru ini, ia menandatangani undang-undang untuk meningkatkan produksi minyak di sebagian wilayah negara bagian AS. Partainya juga bergulat dengan cara menghadapi harga gas yang tinggi. California juga memiliki beberapa tarif listrik tertinggi di negara ini.

California juga mengatasi permintaan energi dan air yang sangat besar dari pusat data. Kebutuhan energi ini dipenuhi dengan mempertahankan pembangkit listrik tenaga nuklir terakhirnya untuk beroperasi lebih lama dari yang direncanakan, menambah sebagian besar tenaga surya dan penyimpanan baterai, serta berinvestasi dalam fusi nuklir.

Kebutuhan energi tersebut akan meningkat seiring dengan terus berkembangnya AI. Banyak perusahaan AI terkemuka di negara ini berkantor pusat di California.

Analis negosiasi iklim veteran Alden Meyer dari lembaga riset Eropa E3G mengatakan, sangat disayangkan pemerintah federal Amerika tidak berpartisipasi dalam perundingan tersebut.

"Namun, sangat positif bahwa kita memiliki para pemimpin lain dari Amerika Serikat yang hadir di Belem," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...